Dubes RI LBBP Kerajaan Maroko dan Republik Islam Mauritania Gagas MoU Antara UNIVA Medan dengan Universitas di Maroko

Duta Besar (Dubes)RI Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP)Untuk Kerajaan Maroko dan Repulbik Islam Mauritania,Drs,H.Hasrul Azwar MM,berkunjung ke kampus UNIVA Jl Sisingamangaraja Medan-Sumut. (foto-Dirnawan)

sentralberita| Medan~Duta Besar (Dubes)RI Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP)Untuk Kerajaan Maroko dan Repulbik Islam Mauritania,Drs,H.Hasrul Azwar MM,berkunjung ke kampus UNIVA Jl Sisingamangaraja Medan-Sumut,disambut dengan hangat oleh Rektor UNIVA,Dr.H.M.Jamil,MA didampingi.para Wakil Rektor,Dekanat dan sejumlah civitas akademika,Senin siang (7/2) siang.

Dalam pertumbuhan penuh keakraban tersebut Dubes RI untuk Kerajaan Maroko dan Republik Islam Mauritania,Hasrul Azwar yang sudah dua tahun dipercaya,sebagai Dubes berdialog dengan civitas akademika dengan topik, Peluang dan Tantangan Studi Kehidupan Sosial Keagamaan dan Politik Maroko.。。

Dikatakan Hasrul Azwar, kedatangan saya ke kampus ini adalah bagian dari rencana yang sudah saya rintis yakni adanya kerjasama antar Universitas al-washliyah Medan dengan Universitas terkemuka di Maroko.

Disebutnya, setahun yang lalu rencana ini telah mulai dimatangkan dan melakukan.pendekatan keberbagai universitas yang ada di Maroko,hingga akhirnya kita akan wujudkan jalinan kerjasama dua Universitas,yakni UNIVA Medan dengan Universitas Malik bin Abdullah di kota Fez,Maroko yang telah bersedia menjalin dan menandatangani MoU ,dalam bidang Studi Islam.。

Baca Juga :  Dekan FDK UINSU Terpilih Sebagai Ketua Umum Fordakom 2024-2026

Menurut Azrul Azwar yang sebelumnya berkecimpung di dunia politik selama 35 tahun dari Partai Persatuan Pembangunan menyebutkan peluang Indonesia untuk belajar di Maroko sangat perlu, mengingatkan hubungan Maroko dan Indonesia bagaikan saudara kandung, karena presiden pertama yang berkunjung ke negara Maroko setelah merdeka tahun 1960 adalah presiden pertama Republik Indonesia ,Bung Karno pada tanggal 2 Mei 1960,

Menurut Hasrul Azwar, saat ini ada 300 mahasiswa Indonesia yang belajar di berbagai perguruan tinggi terkemuka di Maroko, baik mereka yang belajar karena biaya sendiri, maupun beasiswa. Khusus pengiriman mahasiwa jalur beasiswa dari Kemenag RI, tahun 2020 hingga sekarang diterima 30 mahasiswa baru,yang lolos,seleksi ketat oleh pihak Kemenag RI,diantara persyaratannya,hafal membaca Al Quran dan lancar berbahasa Arab.

Baca Juga :  Kloter 25 Tiba Sesuai Jadwal, Kemenag RI Nilai PPIH Sumut luar Biasa Layanannya

Oleh karena itu.sebut Hasrul Azwar, peluang kerjasama dengan Universitas di Maroko,harus segera ditindak lanjuti UNIVA dengan merampungkan draf MoU yang sudah dibaca ,diteliti oleh kedua belah pihak,untuk nantinya,sepulang dari tanah air,saya akan berkunjung ke kampus tersebut di Fez Maroko,ujar Hasrul Azwar.

”Bisa saja nanti,ada pertukaran mahasiswa atau dosen antar dua universitas Islam terkemuka ini”pungkas Hasrul Azwar (SB/Diurnawan)

-->