Integrasi Sektor AFOLU, Energi dan Pengelolaan Limbah Sangat Penting untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di Sumut

Muhammad Syah, Sekretaris DPD HKTI Sumut

 

sentralberita|Medan~Dalam upaya menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak, sektor-sektor seperti AFOLU (Agriculture, Forestry, and Other Land Use), energi dan pengelolaan limbah memainkan peran kunci dalam meningkatkan ketahanan pangan.

“Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Kebijakan Sektor AFOLU sangat penting,”ujar Muhammad Syah, Sekretaris DPD HKTI Provinsi Sumatra Utara serya menyebut menyampaikan pentingnya langkah-langkah terpadu dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) untuk mendukung ketahanan pangan di Provinsi Sumatra Utara, Jumat (23/5/2025) di Medan.

Menurut Muhammad Syah, sektor pertanian, yang merupakan bagian dari AFOLU, memiliki potensi besar dalam meningkatkan ketahanan pangan. “Kegiatan seperti rehabilitasi hutan, revegetasi lahan gambut, dan penerapan sistem pertanian berkelanjutan seperti Sistem Intensifikasi Padi (SRI) dapat meningkatkan hasil pertanian yang lebih ramah lingkungan. Dalam skenario ambisius, sektor pertanian akan mengalami pengurangan emisi yang signifikan, yang secara langsung akan mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Baca Juga :  Polres Pakpak Bharat Melaksanakan Patroli Skala Besar

Transisi Energi untuk Mendukung Sektor Pertanian

Muhammad Syah juga menekankan pentingnya transisi sektor energi menuju energi terbarukan, seperti listrik dan hidrogen. “Penggunaan energi terbarukan di sektor transportasi dan industri dapat mengurangi dampak perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pertanian. Transisi ini akan mendukung stabilitas iklim yang dibutuhkan oleh sektor pertanian, terutama dalam sistem irigasi dan teknologi pertanian lainnya,” tambahnya.

Peran Pengelolaan Limbah dalam Ketahanan Pangan

Sektor pengelolaan limbah, terutama melalui kebijakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), juga menjadi bagian penting dalam memperkuat ketahanan pangan. “Pengolahan sampah organik menjadi kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Sumatra Utara. Selain itu, pengelolaan limbah cair dan penerapan teknologi methane capture di fasilitas pengolahan limbah cair dapat mengurangi polusi yang berpotensi merusak kualitas tanah dan sumber daya air,” jelas Muhammad Syah.

Baca Juga :  Dorong Peningkatan Ekonomi di Daerah 3T, Pertamina Patra Niaga Resmikan Tujuh Titik BBM Satu Harga Klaster Sumatera

Proyeksi Pengurangan Emisi GRK dan Dampaknya terhadap Ketahanan Pangan

Dalam analisis proyeksi emisi GRK, sektor-sektor AFOLU, energi, dan pengelolaan limbah diharapkan dapat mengurangi emisi secara signifikan pada tahun 2045 dan 2060. “Jika kebijakan yang lebih ambisius diterapkan di ketiga sektor ini, maka pengurangan emisi GRK akan mendukung tercapainya sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan ketahanan pangan yang lebih kuat,” ujar Muhammad Syah.

Komitmen DPD HKTI Sumatra Utara untuk Ketahanan Pangan

DPD HKTI Provinsi Sumatra Utara berkomitmen untuk mendukung kebijakan yang mendukung pengembangan sektor pertanian yang ramah lingkungan. “Kami akan terus mendorong penerapan teknologi pertanian yang efisien, serta mendukung kebijakan pengurangan emisi di sektor energi dan pengelolaan limbah untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan di Sumatra Utara,” tegas Muhammad Syah.(SB/Husni)

-->