Video Kecurangan Pemilu di Tapteng Terus Bertambah

sentralberita|Tapteng~Video kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) di Kabupaten Tapanuli Tengah yang direkam dan disebar oleh masyarakat terus bertambah. Terhitung hampir di seluruh wilayah ini mengalami kecurangan dengan pola yang sama.

Di video terbaru dengan durasi 2 menit 17 detik yang beredar, terllihat dua laki-laki yang merupakan panitia Pemilu, memasukkan surat-surat suara yang sudah mereka coblos dengan sangat leluasa. Peristiwa ini terjadi di TPS 2, Desa Utteboang, Kecamatan Sosorgadong.

Selain itu, di Video lainnya, hal yang serupa juga terjadi, dimana pihak Panitia memanfaatkan situasi lenggang untuk mencoblos seluruh surat suara yang sisah, meski ada warga sekitar yang menyaksikan. Dijelaskan, peristiwa ini terjadi di salah satu TPS di Kecamatan Sosor Gadong.

Sebelumnya, sehari setelah pencoblosan, jagad maya dihebohkan dengan video amatir warga yang merekam kecurangan Pemilu di Tapanuli Tengah. Tepatnya di TPS 1 Kampung Solok, Kecamatan Barus, terlihat Ketua KPPS yang diketahui bernama Edwinsah Simamora, dengan terburu-buru menyebut satu nama saja, yaitu Delmeria, saat penghitungan suara. Padahal menuruut sejumlah saksi, di TPS tersebut banyak pemilih yang tidak menjatuhkan pilihan ke Caleg DPR RI dari Partai NasDem nomor urut 3 tersebut. Namun hasilnya, Delmeria dicatat memperoleh kemenangan seratus persen di TPS Tersebut.

Tidak hanya itu, peristiwa kecurangan Pemilu juga terjadi di Kecamatan Andam Dewi. Warga merekam aksi petugas yang leluasa mencoblos dan memasukkan seluruh surat suara.

Rina, salah seorang warga Tapanuli Tengah, mengatakan, kecurangan Pemilu di wilayah ini sudah sejak lama dipersiapkan oleh pemilik kekuasaan.

Ia menjelaskan, seluruh Aparatur Sipil Negara termasuk Kepala Desa, diberikan tanggungjawab dan target, untuk memenangkan Caleg tertentu yang sudah ditetapkan, baik di tingkat Kabupaten , Provinsi hingga DPR RI.

“Untuk DPR RI, sudah diperintahkan untuk memenangkan Delmeria. Itu sudah perintah langsung dan diawasi oleh Bupati. Mangkanya saat hari pemilihan hingga Plano di tingkat Kecamatan bahkan sampai Kabupaten nanti, Bupati terus patroli dan datang melihat,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Rahmad Pasaribu. Ia menjelaskan, Demokrasi di Tapanuli Tengah ini benar-benar sudah di luar nalar. Dia memastikan, kecurangan Pemilu di daerah ini tterjadi di keseluruhan TPS, karena memang benar-benar sudah dikonsep sedemikan rupa.

“Jika diumpamakan, ini lebih gila dari masa Orde Baru. Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena kami seperti tidak diperdulikan pemerintah pusat,” ujarnya.

Ketua Bawaslu Sumut, Syafrida Rasahan sebelumnya menjelaskan, kecurangan Pemilu di Tapanuli Tengah sudah menjadi salah satu daftar kerja mereka. Ia mengatakan Bawaslu Sumut masih terus mendalami dan mengumpulkan bukti kasus dugaan kecurangantersebut.

“Kita akan rekomendasikan Plano ditunda untuk penghitungan ulang. Sepanjang Plano, hingga tingkat Kabupaten, jika ada saksi yang keberatan, kita bisa kumpulkan data untuk direkomendasi agar penghitungan ulang lagi,” pungkasnya.(SB/01/rel)