Forum Pembaharu Tapsel Minta Kalangan Akedemisi Ikut Awasi PLTA Batang Toru

sentralberita|Medan~Pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Batang Toru yang dikabarkan berkapasitas 4×127,5 MW berlokasi di Sungai Batang Toru, Desa Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, menurut Ketua Pembaharu Tapsel, Suheri Harahap harus diawawasi.

“Masyarakat Tapsel harus mengawasi terutama masuknya kepentingan politik global dan investasi negara Cina yang menguasai energi di Indonesia.Lebih-lebih di wilayah Tapsel yang memiliki identitas budaya dan agama yang kuat.

Untuk itu kita harapkan, kebijakan yang muncul dikemudian hari harus tetap mempertimbangkan pembangunan yang ramah lingkungan, analisis Amdal
yang dibuat berdasarkan hasil kajian yang bisa dipertanggungjawabkan,”ujar Suheri Harahap, Minggu (24/2/2019) ketika berbincang-bincang dengan redaksi sentralberita.com

Menurut Dosen UINSU ini, Kegelisahan masyarakat atas dampak bendungan jika terjadi gempa dapat disosialisasikan secara ilmiah.

Persoalan ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat Tapsel khususnya wilayah desa terdekat, menurut aktifis pemuda yang pernah menjadi sekretaris KNPI Sumut ini, kedepan perlu dan harus dikaji dengan melibatkan stakeholder dan kalangan akademisi.

“Sebab kita masih mempunyai tenaga kerja buruh kasar dan akan jauh tertinggal dengan masuknya tenaga kerja asing (TKA) yang memiliki skill secara profesiona,”ujarnya.

Untuk itu, masyarakat kampus di Tapsel harus bisa berapabtasi dan mampu mempersiapkan sumber daya lewat pembukaan jurusan atau prodi yang mendukung di bidang PLTA dan tambang.

Masyarakat Tapsel harus memperkuat secara kelembagaan tentang masyarakat adat yang memiliki legitimasi raja-raja adat di Luat Angkola Sipirok.

“Jangan hanya sebagai alat kepentingan kekuasaan dan berorientasi sesaat. Kita harus menjaga air, tanah dan kekayaan alam kita buat generasi yang akan datang”, ujar putra daerah Tapsel ini.

Menurutnya, faham liberal yang menjadi ideologi kapitalis akan meruntuhkan tatanan yang ada dan berorientasi kapital. Untuk itu, mari kita kawal kebijakan pembangunan PLTA di Batang Toru Tapsel.

Dikatakannya,proyek yang memiliki catchment area seluas 2.405 hektare ini berkontribusi sekitar 15 persen dari beban puncak Sumatera Utara.(SB/Husni L)