Meutya Hafid: Pilkada Jangan Timbulkan Perpecahan
Sentralberita| Medan~Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Meutya Hafid mengingatkan, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang akan digelar serentak di sejumlah daerah di Indonesia jangan sampai menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat.
“Perbedaan pilihan harus kita jadikan sebagai keberagaman yang positif untuk memunculkan lahirnya pemimpin yang terbaik,” kata Meutya dalam Dialog Kebangsaan “Merajut Kebinekaan, Meneguhkan Jati Diri Bangsa” diselenggarakan Kemenkominfo RI di Gedung PWI Sumut Jalan Adinegoro Medan, Minggu (10/12/2017).
Hadir saat itu sekaligus tampil sebagai narasumber Staf Ahli Kemenkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Gun Gun Siswadi, dan Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE.
Lebih lanjut dikatakan Meutya, stabilitas keamanan yang sudah tercipta jangan dirusak hanya karena perbedaan pilihan.
Untuk itu katanya, setiap orang harus saling menghargai, tidak menjadikan Pilkada sebagai ajang pertandingan, tapi murni kita jadikan sebagai sarana proses demokrasi menuju perubahan yang lebih baik.
Senada Meutya, Staf Ahli Kemenkominfo Gun Gun Siswadi berharap Pilkada yang digelar serentak itu tidak dijadikan ajang bertengkar di media sosial hingga memunculkan hate speech atau ujaran kebencian yang pelakunya dapat dipidana di UU ITE dengan denda Rp 150 juta.
Sementara Ketua PWI Sumut mengatakan, wartawan memegang peranan penting dalam menciptakan situasi yang kondusif. Karena itu penerapan kode etik jurnalistik harus tetap dijunjung tinggi para wartawan.
PWI terutama, katanya, sangat tidak menghendaki terjadinya perpecahan di tengah masyarakat. Karena PWI berdiri hanya selisih beberapa bulan dari hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 yakni 9 Februari 1946. “PWI bahkan ikut menjadi garda terdepan menjaga persatuan dan keutuhan NKRI,” tegasnya. (SB/Husni L)