Kemanunggalan TNI Solusi Nyata Entaskan Kemiskinan: Potret Kehidupan Sicanang Belawan

Oleh: Husni Lubis

Ketua Satgas TMMD yang juga Kodim 0201/BS Bambang Herquantanto bersama prajurit berdiri di atas jembatan yang di bangun

Meski kota Medan tergolong kota metropolitan, namun dipinggiran kota tersebut masih banyak wilayah yang tertinggal. Tak terkecuali Kelurahan Sicanang Belawan Kecamatan Medan Belawan sekitar 28 KM dari Kota Medan.

Sekitar 4000 Kepala Keluarga (KK) dengan mata pencarian bertambak, menjadi buruh dan nelayan sejak lama dan hingga saat ini menjadi daerah tertinggal. Tertinggal dari aspek pendidikan, tertinggal dari laju pembangunan dan tertinggal secara ekonomi.

“Kehidupan masyarakat di daerah ini tergolong di bawah garis kemiskinan, kehidupan yang dialami masyarakat ini sudah sejak lama, bahkan rumah tidak layak huni pun masih banyak karena ketidakmampuan ekonomi penghuninya, demikian pula jalan sebagai faktor utama kelancaran ekonomi masyarakat tidak memadai,” ujar Sahdan tokoh masyarakat yang tinggal di lingkungan 20 Sicanang Belawan.

Rumah Arsanah sebelum di bangun, dirinya terkejut mendengar rumahnya akan dibangun TMMD

Menelusuri keluruhan Sicanang Belawan merupakan pemandangan indah, karena daerah  itu dikelilingi panorama alam tumbuhan hijau. Sayup mata memandang diantara pohon hijau berdiri sejumlah rumah penduduk dengan sederhana, dan tak sedikit dalam kondisi yang tak layani huni dalam sebuah keluarga bahagia.

Lahan luas terbentang dilengkapi tambak-tambak ikan sebagai mata pencarian terbesar di Sicanang Belawan. Namun hasil mata pencarian masyarakat tersebut hanya bisa untuk bertahan hidup, karena fasilitas jalan belum memadai, memakan waktu untuk transaksi jual-beli.

Anak-anak sekolah ketika mengikuti proses belajar mengajar selalu terancam begitu air pasang naik. Karena sekolah SD mereka dihuni air pasang naik, menyusul halaman sekolah itu cukup rendah. Rumah ibadah terutama yang berada di lingkungan 20 juga mengalami hal yang sama ketika air pasang datang.

Menurut pengurus Masjid Taqwa Firman Effendi, walau diakuinya masjid sendiri tak terjangkau air pasang, namun halaman masjid tersebut menjadi genanga air ketika pasang naik. “Kami terkadang merasa wasa-was beribadah ketika pasang naik, sehingga muncul perasaan terganggu beribadah alias tidak khusuk”, ujarnya.

Sudah berpuluh tahun, warga kawasan Sentosa Timur misalnya  menjadi tumpahan air pasang naik. Dalam kondisi normal, air pasang menggenangi kawasan itu dengan ketinggian antara 30 centimeter hingga 50 centimeter.

Prajurit lagi berjibaku mengejakan  jalan

Dalam keadaan pasang besar, ketinggian air mencapai 1 meter. Tak heran,  warga miskin  yang tak punya kenderaan, harus berjalan kaki walau hanya sekedar berbelanja kebutuhan pokok. Sementara jarak tempuh menuju ke kampung lainnya terbilang lumayan jauh. Dengan pembangunan jalan, diharapkan kawasan ini tidak lagi terisolir dan mempercepat penguatan ekonomi.

Di tengah kondisi alamiah pasang naik yang membuat masyarakat terganggu, kesedihan memilukan menjadi pemandangan umum melihat kehidupan bernama Arsanah, seorang warga miskin menjanda dan tinggal di rumah yang tak layak huni sendirin selama delapan  tahun lamanya.

“Kalau hujan lebat, angin kencang, pindahlah saya ke sini karena masuk air dimana-mana. Saya payah  tidur, takut rumahnya ambruk diterjang angin, saya saya bezikir sepanjang malam,” ujar Arsanah menceritakan kondisi kehidupannya sambil menunjukkan sudut rumah tempat dia bisa berteduh saat hujan deras kepada penulis.

Rumahnya  berukuran 3 kali 6 meter berdinding papan dan beratap seng. Semua atap sengnya sudah rusak, dapurnya hancur dan untuk menutup dinding bagian atas yang sering diterpa air hujan.Hal yang sama juga terjadi pada warga lainnya seperti Hermanto warga Kampung Sentosa.

Sahdan tokoh masyarakat Sicanang

Padahal rumah merupakan tempat tinggal yang seharusnya membuat kenyamanan, namun itulah perjalan kehidupan manusia miskin dan kaya. Namun kehidupan di Sicanang diterpa kemiskinan yang berkepanjangan, karena berbagai faktor sebagai penyebabnya.

Jalan yang merupakan bagian napas kehidupan sungguh memprihatinkan terutama di kampung Sentosa Timur Lingkungan 18 Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan, akibatnya mau bepergian ke desa lain, seperti Hamparan Parak, Tandem dan Stabat tak bisa karena buntu berpergaian antar desa tersebut.

“Desa kami buntu, kalau mau ke desa lainnya seperti ke Hamparan Perak, Tandem dan Stabat tak bisa padahal sangat berguna jika ada jalan tembus,” ujar Selamat, salah seorang warga yang ditemui seraya mengaku harus memuta-mutar jika hendak berpergian menuju desa lainnya.

“Waktu habis, pikiran terganngu, ya begitulah sehingga kami sulit berkembang prekonomian disini, apalagi akses informasi jauh panggang dari api lah bisa lancar berkomunikasi,” ujar Selamat.

Bahkan, para petambak sendiri terutama yang melintasi sungai harus melewati titian yang sangat mengkhatirkan keselematan, seharusnya jembatan yang permanen selayaknya sudah berdiri kokoh di sana.

Baca Juga :  Peluang dan Tantangan Bisnis Media Lokal

Sungguh Kelurahan Sicanang Belawan, kehidupannya tertinggal dibanding dengan kelurahan lainnya di Kota Medan. Inilah sebuah potret kehidupan yang selama ini tak tersentuhan pembangunan.

Kemanunggalan TNI dan Rakyat

Alat berat sedang meratakan tanah sepanjang buat jalan masyarakat

Kemanunggalan TNI dan rakyat dimaknakan bahwa  rakyat dan TNI menjadi satu kesatuan dalam sikap dan tingkah laku terpadu tidak terpisahkan.Doktrin kemanunggalan TNI dan rakyat  menggambarkan dimana TNI dan rakyat menjadi satu dalam sikap, karena pada hakikatnya TNI terlahir dari rakyat itu sendiri.

Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa kemanungglan TNI dan rakyat adalah suatu hal yang alamiah. Kemanunggalan TNI dengan rakyat, yang dilaksanakan selama ini adalah bentuk dedikasi TNI dan merupakan salah satu bentuk operasi militer selain perang (OMSP) yang dituangkan dalam Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pasal 8d.

Dalam aplikasinya di lapangan, kemanunggalan TNI dan rakyat dituangkan dalam bentuk program kerja nyata yang dilakukan bersama-sama oleh rakyat dan personel TNI. Contoh dari kerja nyata tersebut terlihat dari penanganan, seperti bencana alam, perbaikan jalan-jalan, perbaikan rumah-rumah ibadah, rumah-rumah rusak dan tak layak huni, penanganan banjir  dan lain sebagimananya yang dilakukan saling bergotongroyong dengan masyarakat.

Karenanya, “kemanunggalan TNI dengan Rakyat” telah menjadi salah satu pilar untuk tetap tegaknya NKRI dan merupakan suatu kekuatan yang sangat dahsyat dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI. (www .tniad.mil.id)

Tim Wasev naih tril bersama Kodim 020/ BS mengitari lokasi TMMD

Sejarah telah membuktikan berkat kerjasama serta kebersamaan yang erat antara rakyat dengan TNI serta kebersamaan yang erat antar TNI dengan Rakyat serta komponen bangsa lainnya bangsa Indonesia telah bebas dari penjajahan dan berdiri menjadi bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.

Karena itu, Walikota Medan HT Djulmi Eldin dalam konsep tertulisnya yang dibacakan wakilnya Akhyar Nasution saat berkunjung ke Sicanang Belawan menilai, apa yang dikerjakan TNI bersama masyarakat dalam program TMMD, selain percepatan pembangunan wilayah tertinggal, dampak lain yang harus mampu dicapai TNI adalah untuk mendapatkan dukungan maksimal dari rakyat terhadap militer Indonesia, guna mempertahankan posisi sentral TNI di tengah masyarakat semakin kuat.

Danramil 06 Sunggal Kapten Czi Yos Waruwu mengungkapakan, tentara Nasional Indonesia (TNI) tak terpisahkan dengan rakyat. Rakyat baginya merupakan kekuatan yang harus diberdayakan secara nyata. Karena itu, pengabdiannya dengan rakyat dalam kemanunggalan bersama-sama rakyat rakyat adalah Rohnya TNI.

“Sejatinya merupakan perwujudan terhadap upaya pemerintah membangun NKRI, khususnya yang tercantum pada butir ketiga Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla”. Butir ketiga Nawacita Presiden Jokowi-JK itu menyebutkan: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Landasan inilah yang menjadi salah satu hal yang mendasari pelaksanaan program TMMD ke-99 Tahun 2017 Kodim 0201/BS diKampung Sentosa, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan,” kata Wakil Dansatgas TMMD Kodim 0201/BS, Letkol Inf Edison.

Solusi Entaskan Kemiskinan

pengerjaan yang cukup berat namun dengan semangat untuk pengebdian jalan ini seslesai tepat waktu

Tujuan dari TNI Manuggal Membangun Desa (TMM) ke 99 Tahun 2017 Kodim 0201/BS yang lokasi di kelurahan Sicanang Belawan Kecamatan Medan Belawan yang dimulai sejak tanggal 4 Juli 2017  hingga 2 Agustus 2017 dan direncanakan ditutup Pangdam I/BB dan segala hasil pekerjaan fisik TMMD diserahkan kepada Pemerintah Kota Medan.

Untuk mencapai tujuan mulia sebagai pengabdian TNI terhadap rakyat tertinggal ini telah dilakukan berbagai program nyata yang langsung dibutuhkan masyarakat di daerah Sicanang Belawan. Program yang menyentuh untuk  meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut dikategorikan dalam kegiatan fisik dan non fisik yang dikerjakan Satgas TNI yang dibantu masyarakat dan didukung berbagai pihak termasuk pihak swasta ikut serta berpartisipasi.

Kegiatan fisik yang mendukung prekonomian rayat disana  pembuatan dan perbaikan jalan. Di luar program TMMD dilakukan juga  kegiatan fisik tambahan, karena kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat miskin di lokasi tersebut. Kegiatan fisik tambahan pengerjaannya digenjot secara maraton, agar penyesaiannya sesuai dengan berakhirnya program TMMD pada 2 Agustus 2017.

inilah jembatan yang ditunggu masyrakat untuk mempermudah ke belawan dari Sicanang

Adalah pembukaan badan Jalan 500 meter x 5 meter yang menghubungkan antardesa ke Kabupaten Deliserdang ini membuka ruang terjadinya perdagangan masyarakat semakin lancar. Selama ini, untuk berjualan dan melakukan berbagai transaksi ekonomi harus memutar dalam waktu yang cukup lama, padahal kelurah Sicanang itu bersebelahan dengan Hamparan Perak, misalnya.

Baca Juga :  PDIP Harus Bangga Punya Kader Nikson Nababan, Satu di Antara Pemimpin Bersahaja Menurut Falsafah Leluhur; Bener, Kober, dan Pinter

Setidaknya, hasil tambak masyarakat dengan berbagai kebutuhan hal tersebut akan semakin mudah. Bahkan, harga tanah yang dimiliki masyarakat tersebut bukan mustahil akan semakin mahal. Hal ini diyakini tokoh masyarakat yang ada disana Sahdan.

Menurutnya, dengan terbuka jalan 500 meter itu perekonomian masyarakat akan meningkat. Karena itu dia berharap kepada masyarakat harus berlapang dada jika ada yang terkena tanahnya dalam pembuatan jalan. “Kita akan merasakan keuntungannya mungkin untuk tidak saat ini tapi untuk mendatang,” ujarnya.

Sejumlah pengusaha tambakpun yang terkena tanahnya merelekan untuk pembukaan badan jalan itu. Dialah Muhammad Suhardi, salah seorang warga pemilik tanah tambak mengaku rela sedikit tanahnya dipakai untuk pembukaan jalan baru di kampungnya. Dirinya sangat mendukung program TNI masuk desa yang sekarang disebutkan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

“Kami sangat senang dengan program TMMD yang dilaksanakan Kodim 0201/BS. Pembukaan jalan ini sudah lama kami nantikan,” ucap Suhardi.

Bukan hanya dirinya, pria paro baya ini bersama warga lainnya suka rela memberikan beberapa meter tanahnya untuk dipergunakan fasilitas umum nantinya. “Saya relakan beberapa meter tanah untuk dipakai pembukaan jalan baru oleh TNI,” ujarnya.

Pembukaan jalan baru sepanjang 500 meter × 5 meter di kampung Sentosa Timur lingkungan 18 Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan itu kini telah selesai pekerjaannya hingga tanggal 30 Juli 2017.

Hal yang sama juga dilakukan perbaikan jalan tanggul tambak sepanjang 370 meter x 5 meter di Kampung Sentosa Timur Lingkungan 20 Kelurahan  Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan.Manfaat perbaikan jalan tanggul tambak sepanjang 370 meter dengan lebar 5 meter di Jalan Tambak Lingkungan 12 Kelurahan Sicanang Belawan Kecamatan Medan Belawan, sudah dirasakan.

Arsanah memeluk Wasev Mayjen Sumedi sebagai luapan kebahagian rumah gubuk selesai dikerjai TMMD

“Sudah selesai pengerjaannya, warga sini sudah bisa melintas di Jalan baru ini,” ujar Lettu Budi Syahputra kepada wartawan, Senin (24/7/2017).

Menurutnya Budi, penyelesaian tanggul tambak sepanjang 370 meter ini dapat memudahkan masyarakat untuk berdagang dengan desa lainnya.”Biasanya warga harus berjalan memutar dari jalan depan jika mau ke Belawan. Tapi setelah jalan ini selesai, warga dapat melewati jalan ini menghemat 1-2 jam,” jelasnya.

Pembuatan jembatan sepanjang 14 meter x 3 meter di Kampung Sentosa Timur Lingkungan 20 Kelurahan Belawan Sicanang, Lettu Budi mengatakan, pembukaan akses jalan baru dari Sicanang menuju Belawan dengan membangun jembatan sepanjang 14 meter.

“Selain itu, membuat terobosan membuka jalan baru sepanjang 400 meter menuju Belawan dengan menggunakan eskavator,” terangnya.

Pelaksanaan TMMD ke 99 tahun 2017 di daerah Sicanang, Medan Belawan pasti akan berdampak positif. “Baik dari aspek kesejahteraan akan terjadi peningkatan,” ujar Mayjen Sumedy saat meninjau lokasi TMMD Kodim 0201/BS di Sicanang, Selasa (25/7/2017).

Melihat kebutuhan masyarakat dilakukan pula kegiatan tambahan. Dana pekerjaaan tambahan ini menurut Dandim 0201/BS Bambang Herqutanto dari pihak swasta dan partisipasi lainnya. Dana CSR perusahaan harapnya sangat tepat dan berguna disalurkan mendukung suksenya program TNI Manunggal Membangun Desa Kodim 0201/BS.

Berbagai kegiatan tambahan ini seperti pembuatan sumur artesis, pembuatan rumah keluarga tidak mampu dan tidak layak huni, seperti Arsanah dan Hermanto. Perbaikan pendidikan dan dua rumah ibadah. Program ini lebih bernilai sosial, namun tetap berkaitan upaya peningkatan kesejateraan hidup.

Inilah masjid taqwa yang direhab TMMD di lingkungan 20 Sicanang

Tumbuhnya semangat kerja tak terlepas dari sumber daya manusia itu sendiri. Dengan  terbangunnya rumah ibadah misalnya akan menumbuhkan pengamalan keagamaan, sehingga menangkal berbagai prilaku menyimpang yang pada akhirnya menghancurkan send-sendi aspek kehidupan.

Halnya kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan TMMD tak lain dalam upaya menciptakan kemandirian dan keterampilan bagi masyarakat. Selain menambah pengetahuan juga mendekatkan kemitraan dan persaudaraan. Menurut salah seorang warga, Fitri (40) dengan diadakannya pelatihan dan penyuluhan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Sicanang.

“Sangat bagus sih pak, karena pelatihan seperti ini dapat meningkatkan perekonomian kami masyarakat Sicanang ini,” katanya seraya berharap, kegiatan berkelanjutan dilaksanakan.

Semoga dengan TMMD yang dilaksanakan dapat merubah kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik. Optimisme itu diyakini berbagai pihak dalam berbagai kunjungan ke lokasi. Bahkan, Ketua Satgas TMMD Tahun 2017 yang juga Dandim 0201/BS mengatakan, melalui program TMMD akan terjadi perubahan nasib masyarakat. Semoga…!( Penulis Adalah Pemred Sentralberita.com)

Tinggalkan Balasan

-->