Diskriminasi di Hungaria Semakin Menajam

Smuslim-liberia-_160908173620-272entral Berita | Hungaria ~ Maja bukanlah seorang imigran, dia adalah mualaf Hungaria. Namun, diskriminasi terhadap Muslim kian memanas di negara itu jelang referendum mengenai pengungsi. Situasi ini membuat Maja menjadi target kekerasan dari warga sekitar.

“Kami, warga Hungaria, biasanya baik, dan ramah terhadap orang lain. Aku tidak tahu apa yang terjadi kepada orang-orang di sini, tapi sekarang ada sesuatu yang salah,” kata perempuan 33 tahun yang bekerja sebagai karyawan jasa keuangan.

“Pernah suatu saat, sepedaku ditabrak oleh sebuah mobil. Pengendara mobil itu kemudian berteriak ‘Mengapa kamu tidak kembali saja ke padang gurun,!'” ungkapnya.

Pekan ini ia diserang di sebuah pom bensin di siang bolong. Dia pun terpaksa meninggalkan jilbabnya di dalam mobil saat bekerja atau saat ia menghadiri pertemuan orang tua di sekolah anaknya.

Baca Juga :  Terima Kunjungan Silaturahmi Ikatan Da’i Muda, Kakanwil Kemenagsu Ajak Kolaborasi Bina Umat

Mualaf lain, Maria Nagy, yang menjual barang-barang dari Asia bersama suami Pakistannya juga memiliki pengalaman serupa. “Kami merasakan kebencian. Di kereta, pengendali tiket menghinaku sepanjang waktu karena saya mengenakan jilbab. Jika saya pergi ke restoran, orang-orang menatapku,” kata perempuan 30 tahun itu.

Memang tak semua umat Islam di Hungaria mendapat perlakuan seperti itu, tapi sejumlah komunitas Muslim tak menampik jika diskriminasi dan kebencian ras sedang meningkat.

Referendum yang membuat situasi memanas itu berbicara tentang apakah Hungaria akan turut menetapkan kuota wajib pengungsi yang menjadi perhatian blok Uni Eropa terhadap krisis migran di benua tersebut.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menolak referendum itu dan hampir mendapat kemenangan mutlak. Keputusan Orban menyulut ketegangan dengan mitra Eropa Baratnya. Ia juga telah banyak dikritik atas sikap anti-migrannya. (ROL/SB~01}

Tinggalkan Balasan

-->