RSUD Parapat Rugi Rp 5 Miliar Akibat Banjir, Harapkan Perhatian Pemerintah.

sentralberita | Parapat, Simalungun ~ Dampak banjir bandang yang melanda Parapat pada 16 Maret 2025 masih terasa hingga hari ini. RSUD Parapat, salah satu fasilitas kesehatan utama di kawasan tersebut, mengalami kerugian besar dengan total nilai kerusakan alat kesehatan mencapai Rp5,1 miliar. Meskipun operasional rumah sakit sudah kembali berjalan, dampak dari bencana ini masih jauh dari selesai.

Direktur RSUD Parapat, dr. Henry Jimmy Gultom, mengungkapkan bahwa 11 alat kesehatan penting mengalami kerusakan berat akibat banjir yang masuk hingga ke ruang pemeriksaan di lantai satu rumah sakit.

Disebutkan, beberapa peralatan medis bernilai tinggi yang rusak, di antaranya: USG 4 Dimensi di Poli Obgyn – Rp2,48 miliar, USG Echocardiografi di Poli Jantung – Rp966 juta, Meja operasi – Rp489 juta, Auto Pulse di UGD – Rp479 juta, Treadmill di Poli Jantung – Rp226 juta, Suction Pump, Dental Unit, Bed Side Monitor, dan alat-alat lainnya

“Tak hanya itu, sistem informasi rumah sakit SIMRS Online juga mengalami kerusakan sedang, membuat layanan poli baru bisa beroperasi kembali pada 19 Maret 2025,” ujar Jimmy, Selasa (25/3/2025)

Baca Juga :  Jalankan Program Kerja Tahap Awal, Komisi IV DPRD Medan Tinjau Sejumlah Kecamatan yang Terkena Dampak Banjir

“Ini jelas berdampak besar bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan cepat dan berkualitas,” lanjutnya.

Dengan kerugian mencapai miliaran rupiah, RSUD Parapat sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah pusat dan daerah, baik dari Kementerian Kesehatan RI, Pemprov Sumut, atau Pemkab Simalungun.

“Rumah sakit adalah fasilitas vital yang tidak bisa dibiarkan beroperasi dalam kondisi terbatas. Jika alat kesehatan tidak segera diganti, dampaknya bisa lebih jauh: penurunan kualitas pelayanan, antrean pasien yang lebih panjang, bahkan potensi kegagalan penanganan medis yang bisa berujung fatal,” ucap Jimmy.

Salah seorang keluarga Pasien R. Sinaga yang sedang di rawat di RSUD Parapat saat banjir mengaku terkejut atas bencana itu dan berharap pihak terkait segera memberikan perhatian serius terhadap RSUD Parapat karena salah satu RS yang berada di objek vital pariwisata Danau Toba yang melayani pasien baik para wisatawan dan masyarakat dari tiga Kabupaten.

“Dampak banjir yang melanda Lantai 1 RSUD Parapat harus segera di atasi dan diperhatikan oleh pemerintah karena ini objek vital kesehatan di Parapat,” ujar R Sinaga.

Baca Juga :  Kasat Pam Obvit : Ciptakan Area Publik dan Obyek Vital Di Kabupaten Toba Aman dan Kondusif

“Pemerintah perlu segera turun tangan, untuk mengalokasikan anggaran darurat untuk penggantian alat kesehatan yang rusak. Masyarakat Parapat dan sekitarnya tidak boleh menjadi korban keterlambatan birokrasi,” lanjutnya.

Di tengah situasi sulit ini, tenaga medis di RSUD Parapat patut mendapatkan apresiasi tinggi. Mereka tetap melayani pasien meskipun dengan keterbatasan alat dan fasilitas. Begitu pula pegawai bersama masyarakat yang ikut bergotong royong membantu pembersihan material lumpur dari rumah sakit.

Banjir bandang ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. RSUD Parapat dan fasilitas publik lainnya perlu memiliki sistem mitigasi bencana yang lebih baik, termasuk proteksi terhadap alat kesehatan mahal agar tidak mudah rusak akibat banjir.

Namun dalam jangka pendek, solusi paling mendesak agar Pemerintah segera memberikan bantuan dana untuk pengadaan alat kesehatan baru, Peningkatan sistem drainase dan mitigasi bencana di sekitar rumah sakit.
Perbaikan sistem informasi rumah sakit agar pelayanan bisa lebih cepat pulih.

“Masyarakat dan tenaga medis sudah berjuang, sekarang giliran pemerintah untuk bertindak cepat,” harap R Sinaga
(Feri)

-->