Truk Kayu Pinus dari Samosir Terbalik di Simpang Ajibata: Kecelakaan Biasa atau Masalah Lebih Besar?
sentralberita|Toba~Sebuah truk bermuatan kayu pinus dengan nomor polisi BK 8857 FO mengalami kecelakaan di Simpang Ajibata, Kabupaten Toba, Minggu (23/3/2025) sore.
Truk yang diduga datang dari Pulau Samosir ini tidak kuat menanjak hingga akhirnya terbalik, membuat muatan kayunya berserakan di tengah jalan dan menghambat arus lalu lintas.
Rekaman video dan foto kejadian ini viral di media sosial, mengundang perhatian banyak orang. Beruntung, tidak ada korban jiwa, namun insiden ini memunculkan berbagai pertanyaan tentang keselamatan jalan dan praktik penebangan kayu di Samosir.
Seorang warga setempat, Hefrin, yang menjadi saksi mata, mengaku melihat langsung detik-detik truk tersebut kehilangan tenaga dan akhirnya terguling.
“Benar bang, kejadian baru pukul 5 sore tadi. Untung saja tidak ada orang dekat dengan truk itu sehingga tidak ada yang di timpa. Tapi lalu lintas jadi terganggu, banyak kendaraan yang harus mencari jalur alternatif,” ujarnya.
Selain itu, banyak warganet juga menyoroti bahwa truk bermuatan berat seperti ini sering melintas di jalur tersebut, meskipun kondisi jalan tidak selalu mendukung.
Kecelakaan ini tidak hanya menjadi perbincangan karena dampak lalu lintasnya, tetapi juga karena muatan yang diangkut: kayu pinus diduga hasil penebangan ilegal loging atau kerjasama dengan pihak pemerintah Samosir.
Dalam sebuah unggahan di Facebook, akun Remember mengajukan surat terbuka kepada Bupati Samosir, Vandiko Gultom, mempertanyakan mengapa penebangan kayu pinus masih terus terjadi di Samosir.
“Izin bertanya kepada Tulang Pak Bupati Samosir, mengapa kayu pinus dari Pulau Samosir masih bisa ditebang dan keluar dari Samosir? Apakah perangkat desa maupun instansi terkait lainnya terlibat?” tulisnya.
Warga juga menyoroti berbagai bencana alam seperti longsor dan banjir bandang yang baru-baru ini melanda wilayah tersebut, mengaitkannya dengan eksploitasi hutan yang berlebihan.
Selain isu lingkungan, kecelakaan ini juga membuka kembali perdebatan soal keamanan kendaraan termasuk truk tersebut telah mematuhi standar muatan dan keselamatan?, Apakah jalan di Ajibata memang cocok untuk dilewati kendaraan dengan beban seberat ini yang notabene sebagai jalur daerah wisata, Bagaimana pengawasan terhadap kendaraan-kendaraan yang keluar masuk dari Samosir melalui kapal Roro baik milik Pemerintah dan Swasta.
Sampai saat ini, pemilik kayu pinus yang diangkut truk tersebut masih belum diketahui, bahkan pihak pemerintah belum ada yang buka suara terkait kejadian itu sehingga para wartawan masih melakukan investigasi lebih lanjut, diharapkan ada orang atau perusahaan yang di ketahui bertanggung jawab pada peristiwa itu.
Kecelakaan truk kayu pinus ini bisa jadi hanyalah insiden lalu lintas biasa. Namun, jika dilihat lebih dalam, ini mencerminkan masalah yang lebih besar: eksploitasi sumber daya alam, lemahnya pengawasan, dan risiko keselamatan di jalanan yang masih diabaikan.
Masyarakat kini menanti tanggapan dari pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, untuk menjawab pertanyaan yang muncul. Akankah ini menjadi peringatan serius bagi semua pihak, atau hanya menjadi viral sesaat tanpa perubahan nyata dan menunggu bencana besar terjadi di Danau Toba.(Feri).