Atlet Banten Danu Susilo Ary dan Cinta Nadya Persembahkan Emas Taekwondo, Ini Motivasi Orangtuanya

sentralberita|Deliserdang~ Hari kedua pertandingan Cabor Taekwondo PON XXI/2024 di GOR Martial Arts, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), (13/9/2024) berlangsung seru dan sengit dengan dukungan meriah dari masing-masing sporter. Medali pun berhasil direbut para pemenang dan mereka menerima penghargaan dan bonus.

Danu Susilo Arya, atlet Banten menunjukkan skill-nya di babak final Cabor Taekwondo dengan meraih emas Under 74 Kg pada PON XXI Aceh-Sumut 2024, Arya menyampaikan rasa syukurnya atas capaiannya hari ini. “Terima kasih. Orang tua yang paling utama. Semangat untuk adik-adik (junior Arya), bahwa Banten bisa!” tukasnya mengepalkan tangan kanan.

Itu karena selama Banten mengikuti PON sejak PON XVI Sumatera Selatan 2004, PON XVII Kalimantan Timur 2008, PON XVIII Riau 2012, PON XIX Jawa Barat 2016, PON XX Papua 2021, Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Banten belum pernah mendapatkan medali emas.

Sementara Atlet taekwondo putri asal Jakarta Permata Cinta Nadya mampu meraih medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh Sumatera Utara 2024 pada kelas-67 kilogram meski harus bertanding dalam kondisi cedera.

Baca Juga :  Beri Rasa Aman Jamaah, Personil Polres Batubara Lakukan Pam Sholat Tarawih

“Perasaannya campur aduk. Soalnya saya lagi cedera juga, cedera lutut. Cederanya baru tiga bulan yang lalu saya kena. Jadi, waktu tampil nahan sakit sambil main,” kata Permata di Deli Serdang, Jumat (13/9/2024).

Meski mengalami cedera lutut, wanita kelahiran Denpasar, 18 Desember 1999 ini mampu tampil maksimal saat final melawan Khusnul Hatimah atlet taekwondo Aceh.

Motivasi Orangtua

Fauziah (56), ibunda Permata Cinta Nadya turut hadir langsung menyaksikan laga anak semata wayangnya. Ia terbang langsung dari Jakarta ke Medan untuk memberikan dukungan dan semangat kepada anak tercinta.

“Saya sengaja terbang dari Jakarta. Saya kemarin sampai jam setengah empat. Sampai hotel jam empat. Demi nonton,” kata Fauziah.

Fauziah mengaku sempat merasa sangat gugup menyaksikan pertandingan anaknya. Ia yang saat itu duduk di tribun Martial Arts Arena lalu meminta izin ke pelatih untuk menjenguk Permata di ruang atlet.

Baca Juga :  Limbah Kerang Jadi Batako Penghasil Listrik di Tangan Mahasiswa

Fauziah menyebutkan bahwa anaknya sangat dekat dan terbuka kepada dirinya. Ia pun langsung memberikan motivasi agar anaknya tetap bangkit untuk memberikan medali bagi DKI Jakarta.

“Saya cuma bilang sama anak saya. Dek kalau dengan faktor usia kamu adalah yang terakhir PON kamu, sekarang kamu maunya apa? Terserah kalau kamu memang mau terakhir, silahkan naik lagi, setelah itu berobat mati-matian. Tetapi kamu kasih yang terbaik buat plakat DKI Jakarta,” ungkap Fauziah seperti pesan yang disampaikan kepada anaknya.

Fauziah memeluk anaknya di ruang atlet sembari memberikan semangat dan penguatan mental. Hal itu pun berhasil mengantarkan anaknya ke podium dengan medali emas.

“Yang cantik, yang bagus mainnya untuk kenang-kenangan. Saya cuma bilang gitu. Saya kasih semangat. Sama model touch. Saya sentuh-sentuh anak saya, peluk-peluk,” kata Fauziah.(PB PON XXI Sumut/Husni Lubis)

-->