Pengembangan Wisata Maulana di Karo, Jembatan Kaca Akan Dibangun, Lomba Makan Mangga dan Bersantap Ikan Jadi Impian

Osaka Hendra Ginting

sentralberita| Medan~Maulana Cafe dan Villa yang terletak di Jalan Raya Merek-Sidikalang, Desa Pengambaten, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo kini menjadi salah satu destinasi wisata andalan Sumut.

Tempat wisata ini menyajikan pemandangan alam yang indah. Dari sini, keindahan kaldera tampak jelas. Selain itu, pemandangan hutan belantara yang masih asri menjadi pelengkap. Ditambah lagi udara sejuk dan dingin.

Di Maulana Cafe dan Villa tersaji beragam kuliner. Kopi menjadi salah satu andalan di sana. Apalagi kopi yang disediakan di sini bersumber dari ladang yang dibudidayakan petani kopi di Kabupaten Karo.

“Agar menjadi wisata yang menarik di Sumut dan nasional sehingga mendatang pendapatan bagi masyarakat khususnya di sekitar tempat Maulana kafe dan vila akan kita di bangun Jembatan Kaca dan menjadi mimpi saya lomba makan mangga dan ikan”, ujar pengelola, Osaka Hendra Gunting.

Akhir tahun 2022 lalu, sejumlah wartawan dari Medan menempuh perjalanan darat sekitar 3 jam demi mengunjungi Maulana Cafe. Mengendarai bus pariwisata, rombongan wartawan yang tergabung dalam Pewarta Polrestabes Medan ini berangkat pagi dan tiba sore hari. Perjalanan yang melelahkan akibat mengalami macet lalu lintas terbayar seketika begitu tiba di Merek.

“Saya mengajak seluruh keluarga besar Pewarta untuk berwisata bersama-sama agar silaturahmi tetap terjalin dengan baik,” ucap Ketua Pewarta Chairum Lubis yang juga Sekretaris Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sumut ini.

Kesempatan wisata, kata Chairum bisa terwujud berkat dukungan dan kolaborasi jajaran Polrestabes Medan hingga Polda Sumut. Selain difasilitasi jalan – jalan, Pewarta juga diberikan Lucky Draw dengan beragam hadiah.

Dukungan kepada Pewarta, jelas Chairum Lubis, datang dari Wakapolda Sumut Irjen Dadang Hartanto, Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa, Kasat Narkoba Kompol Rafles Marpaung, Kasatlantas Kompol Riki Ramadan, Kabag Ops AKBP Arman Muis dan para pejabat utama lainnya.

Jembatan Kaca Akan Dibangun

Selain ke indahan alam, di sana juga menyajikan wahan lainnya yang cukup bagus dijadikan sebagai objek dokumentasi foto. Di antaranya adalah lokasi berjalan di atas kaca. Objek yang disediakan ini pun cukup indah karena berhadapan ke arah Danau Toba.

Hamparan biru Danau Toba terlihat jelas dari atas jembatan kaca. Untuk memasuki wilayah itu, kita harus merogoh kocek Rp 20.000 dan sudah bisa menikmati mandi bersama keluarga di kolam renang yang telah disediakan. Menurut pemiliknya, jembatan kaca ini sudah diuji, sehingga aman untuk dilalui. Di sana juga ada petugas yang membatasi jumlah pengunjung saat melintasi jembatan agar jangan sampai titi itu kelebihan beban.

Memasuki malam hari, pemandangan di sana berganti dengan keindahan alam yang dipadu dengan lampu-lampu menghiasi kawasan itu. Cuaca nan dingin membuat pengunjung semakin lahap makan. Disana pihak pengelola juga menyediakan berbagai makanan siap saji, seperti daging ayam, rendang, ikan, nasi goreng dan lainnya. Disamping itu, juga disediakan masakan eropa dan cina.

Dua Impian akan Diwujudkan

Maka dari itu, ia akan meningkatkan daya tarik yang lebih di Maulana Cave dan Villa. Dirinya akan menghadirkan seni dan memerankan budaya yang ada disitu. “Semisal, dengan menghadirkan martortor disini, orang akan melihat menari tor-tor disini,” bilangnya.

Selain itu, lanjut Osaka, dalam pengembangan wisata Maulana, ia masih memiliki 2 impian yang akan segera diimplementasikan.

Pertama, ketika orang datang ke Tongging, Osaka akan menyiapkan 4 ton ikan untuk disantap 12 ribu orang secara gratis. “Semua penduduk disana akan mendatangkan pemasukan. Semua masyarakat Tongging akan menjadi pelaku usaha, karena mereka akan mendapatkan income dan supaya mereka bisa memajukannya,” ulas Osaka.

Kedua, ketika musim mangga, dirinya juga akan membuat lomba makan mangga paling banyak, dengan imbalan hadiah untuk paling banyak yang memakannya. “Kalau sudah rutin mangga gratis, pengunjung akan mengajak orang lain juga yang artinya akan menambah pengunjung di tempat saya. Dua usulan dan cita-cita saya ini sudah saya sampaikan ke Pemda,” jelasnya.

Sejauh ini, kata Osaka, sudah 2 tangga yang telah ia buat. Ia ingin memberikan sesuatu untuk masyarakat Karo, khususnya bagi kawan-kawan pengusaha. Menurutnya pernyataan ini juga sebagai tantangan bagi pengusaha wisata Karo untuk bisa berbuat yang lebih baik. Namun pada perinsipnya dengan bermitra dan bersatu. “Karena berperinsipnya, wisata itu bermitra dan bersatu. Sesama pengusaha wisata harusnya bersatu. Dalam membuat event, saling berkolaborasi, tidak saling memburukan,” ungkapnya.

Maka dari itu sekali lagi ia menegaskan bahwa wisata di Sumut juga tak kalah indahnya dengan wisata yang ada di luar sana. “Kita-kita saja yang datang berkunjung sudah menambah income,” katanya.

Swafoto di Alam

Setibanya di Maulana Kafe, ucapan takjub meluncur deras dari mulut para wartawan karena tempat ini sungguh indah. Di tempat itu masing-masing kami menempati kamar dari beberapa Villa yang disediakan. Ada 35 villa di sana. “Indah kali foto-foto disini,” ujar Ari, salah satu jurnalis yang turut membawa keluarganya bertamasya.

Di tempat wisata ini, tampak banyak kawula muda. Sebagian dari mereka adalah para pelancong lokal yang nekat bertamasya dengan mengendarai sepeda motor. Selain ingin menikmati indahnya alam, mereka jauh-jauh datang untuk mengabadikan daerah wisata ini lewat lensa kameranya. Sebagian ada yang secara live ditayangkan di medsos, karena sangat instagramable. Untuk memasuki kawasan Maulana Cave dan Villa ini, para pengunjung dipungut 10 ribu rupiah saja.

“Enak tempatnya disini bang, kita bisa puas jalan-jalan dan berfoto disini. Dari sini kita bisa lihat Danau Toba,” kata Dian, bersama pasangannya yang mengaku berasal dari kota Medan.

Rombongan kami yang baru datang pun ikut dengan ramainya para pengunjung di sana memanfaatkan panorama dengan ber-swa foto. Ada yang berfoto memanfaatkan taman indah dengan bunga yang sengaja ditanami, ada pula yang berfoto dengan indahnya arsitektur bangunan villa. Namun yang paling digandrungi kawula muda bahkan orangtua yang membawa keluarganya adalah memanfaatkan pemandangan yang menghadap langsung ke Danau Toba.

Yah, lokasi Cafe Maulana ini sebenarnya berada di pinggiran Danau Toba. Di sini, para pengunjung bisa langsung melihat keindahan Danau Toba yang berada di bawahnya.

Kembang Api Terbesar di Akhir Tahun

Di penghujung malam, panitia mempersiapkan pesta menyambut tahun baru 2023. Puluhan Lampion diterbangkan oleh pengunjung. Suasana di kafe tempat nongkrong juga semarak dengan alunan musik.

Tiba waktunya hitungan mundur memasuki tahun 2023, pengelola memeriahkan malam Tahun Baru dengan menyalakan kembang api. Berdurasi sampai 15 menit, kembang Api itu diklaim terbesar di Karo.

Gemuruh ratusan pengunjung meramaikan suara ledakan dan percikan indah kembang api di langit Karo. Tak sedikit yang mendokumentasikan moment itu. Letusan kembang Api itu pertanda telah masuknya tahun 2023. Pengunjung yang membawa keluarganya saling berpelukan. Mereka berdoa agar 2023 menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Untuk Memajukan Wisata di Karo

Wisata Maulana Kafe dan Villa ini digagas pria bernama Osaka Hendra Ginting. Pria berusia 50 tahun ini menamakan Maulana Cafe dari nama anak sulungnya bernama, Maulana Malik Ibrahim.

Motivasinya mendirikan Maulana Cave dan Villa seluas 6 Hektar ini tak lain adalah untuk memajukan wisata khususnya di Karo, supaya lebih berkembang. “Tempat ini sudah berjalan selama 3 tahun, Alhamdulillah selalu ramai dikunjungi dan selama tiga tahun itu pengunjungnya mencapai satu juta,” ujar ayah 3 anak ini saat berbincang dengan awak media yang berkunjung ke sana, Minggu (1/2022) pagi.

Dirinya mengaku bahwa tak sedikit tamu yang datang ke Maulana Cafe dan Villa adalah khusus untuk ber-Swa foto. “Yah nggak papa, cukup bayar Rp 10 ribu saja uang masuknya, meski terkadang mereka membawa makanan dari luar, namanya juga Indonesia, kita dulu juga merasakannya begitu,” kata pria yang murah senyum itu sembari tertawa.

Bahkan kata dia, beragam pengunjung yang ada memiliki keunikan masing-masing. Semisal, kata Osaka, ada pengunjung ramai-ramai bersama keluarganya mbawa makanan dari luar, masih juga meminta diskon. “Itulah Indonesia bang,” ucap Osaka dengan gelak tawa.

Akan tetapi, sambung pria yang doyan travellingbke beberapa negara ini mengatakan bahwa kebanyakan orang Indonesia jika berpergian ke luar negeri malah taat peraturan dan paling disiplin. “Misal ketika bepergian ke Singapura, tempat merokok tau dia dimana, buang sampah nggak berani sembarangan. Bahkan bisa dia tinggal disana berbulan-bulan. Nah disini kesadaran kita buang sampah masih kecil,” ungkapnya.

Berpedoman Kejujuran

Sebagai pengusaha wisata, harus berperdoman kepada kejujuran dan ketulusan. Setiap karyawan dibina dengan kejujuran. Dia pesankan kesetiaan karyawannya agar selalu jujur, sebab kejujuran itu belum tentu menyelamatkan orang, dan dipastikan tidak jujur itu akan hancur.

“Kita mulai disini, kita sudah kembalikan 16 kali barang yang tertinggal. Ada pernah kalau di US kan itu sekitar Rp 30 juta. Pegawai kita diberi Rp 1 juta, karena mengembalikan tasnya,” akunya.

Ternyata, itu bukan isapan jempol belaka. Seorang pengunjung bernama, Putri Hemat Yanti mengakui penerapan kejujuran pengelola wisata Cafe Maulana saat dompetnya hilang terjatuh. “Salut dan suka sama Maulana Kafe, sangat menjunjung kejujuran. Nanti liburan lagi mau kesana lagi, kopinya enak plus, plus, plus,” pungkasnya mengakhiri. (SB/Husni Lubis)