Gubsu Temukan Beras Bulog Bau Apek

Gubsu Edy Rahmayadi bersama Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN)  Kementerian Perdagangan (Kemendag) Veri Anggrijono mencium aroma beras yang ada di gudang Bulog Sumut Jalan Mustafa Medan Rabu (4/12/2019)

sentralberita|Medan~Gubsu Edy Rahmayadi bersama Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN)  Kementerian Perdagangan (Kemendag) Veri Anggrijono menemukan adanya beras bau apek di gudang Bulog Jalan Mustafa Medan Rabu (14/12/2019).   

“Ini baunya lain dari beras yang pertama. Baunya ini gak enak, apek,” ungkap Gubsu usai mencium beras impor asal Thailand di gudang tersebut.      

Edy dan Dirjen KPTN Kemendag Veri Anggrijono sama-sama menciumnya dan merasakan bau kurang sedap dari beras impor tersebut. Hal sama juga dirasakan ketika mencium beras impor asal India.

“Yang pertama masih enak aromanya yakni beras premium lokal. Tapi yang ini lain,” kata Edy lagi.    Gubsu memerintahkan stafnya untuk mengecek beras tersebut dari sampel yang diambil.

“Kita masih verifikasi dulu, diteliti lagi berasnya. Jadi belum ada tindakan,” katanya.   Edy bersama Dirjen PKTN dan rombongan sebelum meninjau gudang Bulog, sidak ke Pusat Pasar Medan memantau harga pangan sehubungan jelang natal dan tahun baru 2020.

Selanjutnya Rapat Koordinasi (Rakor) Identifikasi Ketersediaan dan Harga Bahan Pokok menjelang natal dan tahun baru 2020 di Emerald Garden Jalan Putri Hijau Medan.    

Saat melakukan peninjauan harga di Pusat Pasar Medan, Gubsu Edy dan Veri Anggrijono serta pejabat lainnya juga menemukan beras yang berasal dari Bulog mulai berbau. 
   

Salah satu pedagang beras bernama Acik Acuan, 55, mengaku beras bulog yang dibelinya baru sekitar seminggu lalu. Menurutnya beras yang mulai berbau ini baru kali ini dia dapatkan maka beras ini rencananya akan dikembalikan.    

“Memang saya belinya gak banyak untuk ukuran 30 kg ada 2 goni dan yang 5 kg  ada 10 goni. Jadi, kalau bau gini saya mau nukarlah. Kalau untuk beras Bulog ini harga ecer saya jual Rp9.500 per kg sedangkan yang premium Rp10.000 diatas premium Rp 12.500,” ungkap Acun pada wartawan dan mengaku permintaan beras saat ini normal, Rabu (4/12/2019).    

Terkait temuan beras milik Bulog yang mulai berbau, Gubsu tidak mau rakyat sakit dan kecewa. Namun diungkapkan orang nomor satu di Sumut ini, Ia tidak tidak bisa semena-mena menghardik atau memutuskan. Sebab temuan ini harus sesuai dengan hasil laboratorium.    

“Karena ini harus ilmiah. Jadi kita ambil dulu sampel beras ini nanti kita bawa ke laboratorium,” katanya.   

 “Menurut pengakuan pihak Bulog beras ini sejak tahun 2018. Ada sekitar 53.000 ton beras di beberapa gudang Bulog. Kalau untuk kebutuhan Hari Natal dan Tahun Baru 2020 hanya sekitar 21.000 ton,” jelas Edy.   

Namun Gubsu mengatakan bahwa hal ini jangan menjadikan polemik sebab rakyat nanti tidak mau beli beras maka pihaknya akan mencari yang terbaik.    

“Bulog ini milik kita. Jadi harus sama-sama kita awasi ini. Begitu memadai stok sudah dipikirkan oleh pemerintah dan tidak ada masalah. Nah, kondisi ini yang hari ini kita jumpai maka akan kita pelajari, kita akan bawa sampel beras ke Jakarta. Jadi, saat ini masih kita evalusi dulu bagaimana nanti dan bersama pak Dirjen karena ini hubungan dengan pusat ini dimana kondisi yang kita lihat saat ini adalah rill (nyata),” jelasnya.   

Dirjen PKTN Kemendag Veri Anggrijono mengatakan pihaknya akan memastikan dahulu seperti apa kondisi di lapangan terkait hasil temuan ini.

“Kita akan koordinasikan dengan Bulog pusat maupun daerah. Karena saat kita tanyakan pada pihak Bulog beras yang mulai berbau ini baru setahun maka akan kita uji di laboratorium dulu apakah itu bisa dikonsumsi atau bagaimana akan kita pelajari ya,” terang Veri.

Dalam pantauan ini, selain meninjau harga beras juga meninjau harga kebutuhan pokok lainnya seperti, harga ayam potong, telur, harga komoditas seperti cabai merah, bawang putih, daging segar dan harga sandang pangan lainnya. Setelah meninjau Pusat Pasar rombongan juga bergerak ke Gudang Bulog yang berada di Jalan Mustafa.
     

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara  Arwakhudin Widiarso kepada Gubsu mengakui beras impor asal Thailand dan India itu masuk akhir Desember 2019. Sedangkan beras premium lokal dari petani
baru dua atau tiga bulan ini.     

Ia menyebut stok beras 53.887 ton, cukupuntuk alokasi sampai bulan empat bulan ke depan. Beras itu berasal dari luar negeri yakni Thailand dan India, masuk akhir tahun 2018. Sisanya beras dari petani Sumut.       

Menanggapi beras berbau di Pusat Pasar, ia mengatakan beras yang agak bau di pasar itu, sudah dibeli lama oleh pihak ketiga dan penempatan dan penyimpanan sesuai standar atau tidak karena dapat mengurangi mutu.

“Sekarang barang sudah lama diletakan di tempat tak tepat maka akan memgurangi mutu,” katanya.
   

Ia menambahkan stok daging 53,8 ton, harga Rumah Pangan Kita (RPK) Rp75.000 per kg dan masyarakat umum Rp80.000 per kg. Gula pasir 7,5 ton harga jual Rp12.500 per kg. Tepung terigu 8,75 ton,  harga jual Rp12.000 per kg. Minyak Goreng 34.620 liter, harga jual Rp12.000 per kg. “Kita terus melakukan operasi pasar,” (Wie)