Tahun Depan 54 Negara Gelar Sensus Penduduk

Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi berbicara kepada wartawan di Hotel Pancur Gading Resort, Delitua Kamis (28/11).

sentralberita|Medan~Sensus penduduk di Indonesia sudah digelar sebanyak enam kali yakni tahun 1961, 1970, 1980, 1990, 2000 dan 2010 serta ketujuh tahun 2020 bersamaan dengan 54 negara lainnya yang juga melaksanakan Sensus Penduduk dan Perumahan.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara kepada wartawan pada acara Workshop Wartawan Penguatan Publisitas Sensus Penduduk (SP) 2020 di Hotel Gading Resort, Delitua Kamis (28/11).

Ia menjelaskan 54 negara yang melaksanakan Sensus Penduduk 2020 antara lain AS, Tiongkok, Jepang, Korsel, Rusia, Singapura, Malaysia, Philipina, Thailand, Qatar, Arab Saudi, Argentina, Meksiko, Brazil dan Ghana. Sedangkan di Indonesia, pelaksanaan SP 2020 juga bersamaan dengan musim Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Di Indonesia dan beberapa negara lainnya, sensus penduduk digelar setiap 10 tahun sekali, termasuk di negara tetangga Malaysia dan Singapura. Sedangkan negara lainnya seperti Australia, Sensus Penduduk digelar lima tahun sekali.

Menurutnya, Sensus Penduduk dan Perumahan dunia tahun 2020 disetujui pada saat sidang ke 46 Statistical Commision dan diadopsi oleh United Nations Economic dan Social Council. SP dan perumahan sebagai salah satu sumber untuk merumuskan, melaksanakan dan memantau kebijakan serta program pengembangan sosial ekonomi inklusif dan kelestarian lingkungan.

Penduduk Dapat SMS Blast
Suhaimi menambahkan SP2020 di Indonesia secara online akan diingatkan melalui SMS Blast. Jadi semua masyarakat Sumut nantinya akan menerima SMS Blast, yang dikirim ke semua nomor yang akan mengingatkan masyarakat untuk mengisi Sensus Penduduk 2020 (SP2020) secara online.

Dalam SMS tersebut masyarakat akan diingatkan melalui link yang dilampirkan dalam SMS tersebut.

Dalam sensus online ini setelah masuk dengan link tersebut maka akan diarahkan untuk mengisi data kunci pertamanya yakni isi Nomor Induk Kartu Tanda Pengenal (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) kita. Jadi tidak sembarangan.

“SMS blast ini akan dikirim pada saat sensus online yakni tanggal 15 Februari 2019. Kita akan menerima SMS tersebut,” katanya.

Ia minta masyarakat jangan ragu dan takut untuk menerima SMS tersebut dan ketika linknya dibuka, masyarakat bisa mengisi 21 pertanyaan. “Isilah pertanyaan tersebut dengan benar,” ungkapnya.

Sebab ia mengakui kendala dalam Sensus Penduduk ini adalah keraguan masyarakat dalam mengisi data. Masyarakat takut dan mengganggap data itu ada keterkaitan dengan pajak, padahal semua itu murni untuk mendapatkan “satu data kependudukan”.

“Jadi, kita harapkan masyarakat tidak takut dan khawatir mengenai pendataan ini. Sebab data-data ini aman,” kata Suhaimi.

Sementara itu pada tahun 2021 nanti BPS Sumut juga akan menggelar Sensus Sampel, sensus ini tidak pada seluruh warga negara pertanyaannya juga lebih banyak yakni ada 82 pertanyaan.

Untuk SP2020 ini, Suhaimi menyebut seluruh WNI yang bermukim di NKRI disensus, termasuk Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di Indonesia selama satu tahun lebih atau berkeinginan untuk tinggal di sini. WNI yang tinggal di luar negeri juga disensus.

“Namun kalau pengungsi tidak disensus,” katanya yang menyebut petugas sensus lebih 20.000 orang di Sumut.(SB/wie)