Bangunan Rumah Ibadah di Bukit Kasih Simbol Perdamaian di Indonesia

Sentralberita|Manado – Berkunjung ke tempat wisata Bukit kasih di Desa Kanonang, Kec Kawangkoan Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) mengajak kita agar hidup bersama kendati berbeda suku dan agama. Berdirinya 6 rumah ibadah secara berdampingan dari agama yang berbeda, menuntut rasa solidaritas yang tinggi.

Menurut salah satu warga  saat berkunjung ke Bukit kasih, Jumat (26/10/2018) mengatakan, di Bukit Kasih berdiri 6 unit rumah ibadah Katolik, Protestan, Islam, Hindu, Budah dan Konghucu.

Berdirinya rumah ibadah sekitar tahun 2001, ketika pertikaian antar suku dan agama di Poso dan Ambon. Saat itu perdamaian berhasil dilakukan di Bukit Kasih Minahasa Sulut.

Setelah adanya perdamaian, maka dibangunlah tugu monumen kasih sekaligus 6 rumah ibadah. Bangunan itu sebagai simbol perdamaian seluruh warga Indonesia dengan perbedaan yang ada ditanah air.

Ke 6 bangunan rumah ibadah tampak megah diatas puncak gunung yang dibawahnya terdapat sumber air panas dan belerang. Tempat itu dikenal sebagai tempat wisata karena selain wisata sejarah juga tempat pemandian air panas yang bersumber dari kawah gunung Soputan. Gunung Soputan salah satu gunung api yang aktif di Minahasa, air panas dan belerang digunakan untuk kusuk tradisional sambil rendam.

Selain itu, ada hal yang menarik di lereng gunung tersebut. Tampak dilereng gunung itu dua batu besar dengan ukiran wajah manusia. Konon kata warga sekitar, batu bergambar wajah manusia legenda “Toar & Lumimut

Diyakini, Toar & Lumimuut merupakan leluhur nenek moyang orang Minahasa. Dimana, orang Minahasa dari keturunan Mongolia Cina. Pada saat itu ke dua leluhur mereka datang ke Minahasa dan diukir menjadi batu.

(SB|01)

One thought on “Bangunan Rumah Ibadah di Bukit Kasih Simbol Perdamaian di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *