FPNN & Sedulur Jokowi Adakan TOT Narkoba
Sentralberita| medan~Dengan thema mewujudkan penyuluh narkotika yang handal dan berkualitas serta mendukung pemerintah menanggulangi darurat narkoba. FPNN ( Forum Penyuluh Narkotika Nasional ) bersama dengan Sedulur Jokowi bekerjsama dengan Pertamina ( Persero) Sumbagut dan sinergi dengan BNN Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan T.O.T ( Training of Trainer, red ) selama 3 hari ( berlangsung hari ini ), Rabu – Jumat ( 27 – 29 Desember ) di Le Polonia Hotel.
Menurut Ketua Umum FPNN, Ani Murniati mengatakan FPNN ini dideklarasikan pada 19 Agustus 2015 bertempat di Central Park Slipi Jakarta. “ Visi FPNN yakni untuk terciptanya Indonesia bersih narkoba melalui penyuluhan dan sosialisasi serta pengetahuan pada masyarakat tentang bahaya narkoba,” ujar Ani menyebutkan modal pelaku FPNN adalah orang-orang yang berdedikasi tinggi.
Sementara, misi FPNN sendiri yakni,” mewujudkan Indonesia untuk mempersiapkan penyuluh-penyuluh yang berkualitas dalam menghadapi tantangan darurat narkoba,” ujar Ani menambahkan bukan hanya pria para penyuluh perempuan pun sudah banyak yang terlibat sebagai penyuluh.
FPNN sendiri, kata Ani, adalah menciptakan lingkungan bersih narkoba melalui wadah organisasi menuju Indonesia cerah dan gemilang. “ Ini dapat dilihat dalam program jangka pendek seperti melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat bersinergi dengan instansi pemerintah mau pun swasta,” tutur Ani dengan bicara yang berapi-api.
Dengan melakukan TOT, FPNN berharap bisa mencetak penyuluh berkualitas melalui pelatihan kemitraan dengan pihak terkait. “ Program jangka panjang yakni mewujudkan penyuluh handal melalui profesi sinergi dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ( BNSP ).”
Menurut Ani, justru perempuan yang sangat greget ( gencar, red ) sekali untuk urusan narkoba. “ kegiatan saya sehari-hari di Jakarta sekelilingnya memberi penyuluhan anti narkoba pada anak-aak drop out. Untuk itu semua anggota FPNN harus sudah dapat sertifikasi sebagai penyuluh dari BNN. Karena FPNN ini sendiri adalah perpanjang tangan dari BNN.”
Bapak Presiden RI Joko Widodo mengaku sangat prihatin sekali dengan masalah narkoba ini. Makanya,” FPNN ini bergabung atau berkolaborasi dengan Sedulur Jokowi karena pembina kami Prof Dr Pahiman Raharjo adalah Sedulur atau kerabat Jokowi.
Akhirnya, masih kata Ani, dengan TOT ini paling tidak makin banyak masyarakat yang ngerti dan peduli tentang narkoba. “ tentu saja akan makin berkurang peredaran narkoba itu sendiri. Informasi tentang narkoba dampaknya sangat luas di masyarakat. Sehingga mengurangi gerak dari orang yang tidak bertanggung jawab akan peredaran narkoba ini.”
Sebagai orang yang peduli terhadap masalah narkoba, perempuan yang bersuara lantang ini menghimbau agar kita terus bekerja keras menyampaikan pada masyarakat tentang bahaya narkoba. Ani juga mengakui dia sangat didukung oleh Presiden Jokowi untuk melakukan penyuluhan di kota-kota besar bhakan ke pelosok-pelosok desa di seluruh Indonesia.
OTT ini dilakuan perdana dengan memilih Kota Medan. Karena,” menurut catatan kami Sumatera Utara termausk yang paling darurat narkoba.” Tutup Ani.
Sementara itu, Penyuluh Madyah BNP ( Badan Narkotika Nasional ) Sumatera Utara Kombes Pol Drs Bambang Setiawan mengaku pihaknya akan terus memberi informasi tentang bahaya pemakai narkoba. “ Di Indonesia sendiri penyalah gunaan narkoba sudah gawat darurat. Lebih dari penjajahan. Menghancurkan manusia dengan narkoba itu lebih bahaya lagi,” cetus Bambang.
Dalam sehari, kata Bambang, ada sekitar 4 juta orang meninggal karena kasus narkoba. Sehingga,” Indonesia saat ini mengalami darurat narkoba. Tapi, pihak kami menginginkan mari bersama-sama memerangi narkoba. Karena bukan hanya tugas polri, TNI bahkan BNN aja. Tapi, masyarakat pun harus diikut sertakan,” kata Bambang dengan lugas.
Untuk saat ini pengedar narkoba yang cukup besar yakni berasal dari China. “ Biasa mereka masuk melalui Banda Aceh. Bahaya dari kecanduan narkoba susah untuk dihilangkan. Bhakan jadi kecanduan. Kalau sudah kecanduan berbagai macam kejahatan akan dilakukan demi untuk beli barang haram itu. Seperti kejadian baru-baru ini supir taksi online dibacok dan mobilnya dilarikan ,” tukas Bambang.
Sementara itu Ketua DPD 1 Provinsi Sumatera Utara, Sri Rahayu SH mengatakan peserta TOT berjumlah 40 orang yang berasal dari mahasiswa, masyarakat dan ibu rumah tangga untuk mengetahui apa itu bahaya narkoba.
Peserta dari Kabupaten Kota sebanyak 2 orang serta 9 orang panitia. “ Harapan saya sebagai Ketua DPD 1 agar masyarakat bisa lebih mensosialisasikan dan mengantisipasi bagaimana mencegah narkoba secara dini dan apa itu narkoba yang sebenarnya,” tutup Sri Rahayu.(SB/ Debbi Safinaz )