Walikota Tebingtinggi : Penulisan Berita Tidak Cukup ‘Benar’ Tapi Harus ‘Baik’

umar
Tebingtinggi, (Sentral Berita)-Dalam menyampaikan suatu pemberitaan, seorang wartawan profesional harus bisa melihat dampak dari pemberitaan yang ditulisnya, tidak cukup hanya menuliskan fakta yang ‘sebenarnya’ saja, tapi harus jeli menyampaikan berita yang ‘sebaiknya’ seperti apa, supaya tidak menimbulkan konflik di masyarakat.

 “Ada suatu berita, mungkin kalau disampaikan seperti kejadian yang sebenarnya bisa mengganggu kestabilan di masyarakat, jadi sebaiknya ditulis (disampaikan) dengan kata-kata yang baik sehingga bisa meredam gejolak publik. Jangan hanya menulis yang ‘sebenarnya’ tapi buatlah yang ‘sebaiknya”, hal itu disampaikan Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM saat membuka pelatihan pemantapan wawasan jurnalistik Wartawan Unit Pemerintah Kota Tebingtinggi yang digelar selama dua hari, Sabtu – Minggu (19-20/3) di Danau Toba International Cottage, Prapat.

 Kegiatan yang diikuti oleh puluhan wartawan media cetak dan elektronik yang bertugas di Unit Pemerintahan Kota Tebingtinggi itu turut dihadiri Kabag Humasy PP Drs Bambang Sudaryono, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tebingtinggi Azman Marasehat Harahap, Ketua Komnas WI Tebingtinggi Tajuddin Tanjung dan Ketua Unit Wartawan Pemko Tebingtinggi Abdullah Sani Hasibuan.

Baca Juga :  Kapolsek Sibolga Sambas Dan Pemerintah Kelurahan Pancuran Kerambil, Bahas Sitkamtibmas Di Pojok Pemilu

 Lebih lanjut Walikota Umar Zunaidi meminta kepada insan pers agar menjalankan tugas jurnalistiknya dengan penuh tanggung jawab dan tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, karena profesi wartawan memiliki landasan hukum dan undang-undang yang jelas sehingga wartawan dilindungi oleh hukum.

 Umar mencontohkan, ketika terjadi peristiwa pencurian yang dialami seorang anggota legislatif saat berada di salah satu bandara di satu negara eropa, lantas anggota legislatif tersebut menggelar jumpa pers mengundang wartawan-wartawan di negera tersebut dengan harapan kejadian itu tidak dialami oleh orang lain. Tapi yang terjadi keesokan harinya, ternyata tidak satupun ada berita yang muncul di media. Itu artinya, wartawan disana sudah profesional, karena mereka sadar bila kejadian tersebut diberitakan di media, maka orang-orang akan enggan mengunjungi negara mereka karena akan dinilai tidak aman bagi para wisatawan.

Baca Juga :  Bid Propam Polda Sumut, Lakukan Pemeriksaan Gaktibplin di Polres Dairi

 Sementara itu, Ketua PWI Tebingtinggi Azman Marasehat Harahap yang menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan itu menyampaikan, seorang wartawan harus terus membekali dirinya dengan keilmuan, tidak hanya ilmu komunikasi tapi semua disiplin ilmu harus dipelajari, sehingga bisa lebih objektif dalam menulis berita.

Kegiatan pelatihan pemantapan wawasan jurnalistik bagi Wartawan Unit Pemko Tebingtinggi itu juga diisi dengan rapat kerja membahas anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi kewartawan yang bernaung dibawah Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokoler Pemko Tebingtinggi.(rus)

Tinggalkan Balasan

-->