Sumut Butuh Penambahan Pembakit Listrik 1000MW
Medan, (Sentralberita)- Meski kondisi kelistrikan Sumut saat ini surplus 111MW, Plt Gubsu H T Erry Nuradi menilai Sumut masih membutuhkan penambahan pembangkit listrik baru minimal 1.000 MW. Karena menurutnya perkembangan investasi dan industri di Sumut bakal jalan di tempat apabila solusi krisis listrik dan gas tidak teratasi.
Hal itu diungkapkannya saat memimpin rapat pembahasan energy bersama Komite II DPD RI di Kantor Gubsu, Senin (21/1). Hadir dalam kesempatan itu Ketua Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba, beserta anggota yaitu Wa Ode Hamsinah Bolu (Sulawesi Tenggara), Habib Ali (Banten), Matheus Stefi (Ambon), Dailami Firdaus (Jakarta), Nurbaeti Arlita (Kalbar), Rini Damayanti (Bengkulu), Rosti Uli Purba (Riau), Marhany Pua (Sulut), Rusli Rachman (Bangka Belitung), HM Mirza Wardana (Kaltim), Rafli Kande(Aceh), Novi Chandra (Sumbar) dan Asmawati (sumsel). Sementara itu hadir juga Pl Assisten Ekbang Ibnu Hutomo, Kepala Divisi Operasi PLN regional Sumatera Iwan Agung, General Manager PT PLN Sumut Agung Nugraha, para kepala SKPD jajaran Pemprovsu, Pertamina, PGN, Kadin, APINDO, Masyrakat Kelistrikan Indonesia (MKI) Sumut.
Dikatakan Plt Gubsu Sumut butuh tambahan minimal 1.000 MW lagi untuk satu dua tahun ke depan, karena pelanggan yang masih waiting list saja mencapai 500 MVA, belum lagi memenuhi permintaan ke depannya. “Sumut adalah pusat pertumbuhan ekonomi Indonesi wilayah Barat. Namun, tanpa ada energi, akan sulit bagi Sumut untuk berkembang. Karena itu kebutuhan listrik dan gas sangat penting,” tegas Erry.
Dia memaparkan beberagai kendala soal energy diantaranya masih minimnya pasokan listrik, harga gas untuk industri di Sumut yang termahal di Indonesia sehingga menyebabkan industri kalah bersaing dan panjang dan lamanya proses perizinan pembangkit listrik Mikro Hidro. Dijelaskannya harga gas di Singapura 6US$ per mmbtu, sedangkan di Sumut di atas 10 US$ per mmbtu, sekitar 13,5 US$ per mmbtu sementara di Jawa hanya 8 US$ per mmbtu. “Bagaimana industri bisa bersaing kalau biaya mahal. ini sangat memberatkan pelaku industry kita sehingga mereka sulit bersaing,” ujar Erry.
Dia juga memaparkan realisasi pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di Sumut dengan potensi mencapai 1.000 MW yang mengalami stagnasi. “Sulitnya mendapatkan perizinan yang bisa memakan waktu 4-5 tahun dan kendala akses permodalan menjadi kendala utama para pengusaha,” ujarnya. (SB/01)