Agum Gumelar: Proses Musornas Harus Demokratis
Jakarta, (Sntralberita)-Mantan Ketua Umum KONI Pusat Jenderal TNI (purn) Agum Gumelar berharap pelaksanaan Musyawarah Olahraga Nasional (Munas) 2015 di Papua akhir November ini, berjalan tertib dan lancar serta menghasilkan keputusan-keputusan yang positif.
Pernyataan itu Agum yang juga mantan Menkopolkam dan Menteri Perhubungan itu terkait hanya adanya satu calon ketua umum baru hasil tim penjaringan bentukan KONI Pusat.
Ironisnya, calon itu tidak lain adalah ketua umum KONI Pusat incumbent Mayjen TNI (Purn) Tono Suratman.
“Kalau menurut saya, sebaiknya tidak hanya satu calon saja. Kalau nantinya memang hanya satu itu, akan lebih baik diserahkan lagi ke peserta Musornas dan ditanyakan apakah ada calon lain yang dicalonkan lagi. Ini penting agar proses Musornas berlangsung demokratis sehingga ke depan akan membawa kebaikan pada lembaga KONI Pusat,” kata Agum di Jakarta.
Mengenai munculnya nama ketua umum PBTI Letjen TNI (purn) Marciano Norman sebagai kandidat yang mungkin dimunculkan saat Musornas, Agum menilai siapapun yang muncul harus dihargai dan diberi kesempatan. Apalagi Letjen TNI (purn) Marciano Norman memang dikenal sebagai salah satu pembina olahraga terbaik di Indonesia.
“Pokoknya sejauh memenuhi syarat tidak boleh dihalang-halangi. Justru dengan adanya dua calon maka akan tercipta demokrasi yang baik. Apalagi olahraga selalu menjunjung tinggi sportivitas. Tidak usah jegal-jegalan, bertarunglah layaknya ksatria. Semuanya harus sportif dan dewasa, serta bisa menerima kekalahan dengan lapang dada juga tidak sombong bila meraih kemenangan,” ujar Mertua peraih medali emas bulutangkis tunggal putra Olimpiade Athena, Taufik Hidayat ini.
Terkait figur calon ketua umum yang sudah muncul, Agum mengaku mengenal dengan baik Tono Suratman yang sudah satu periode memimpin KONI Pusat. Selain itu, Agum juga sangat kenal dengan Marciano Norman.
“Pak Marciano sangat menjiwai olahraga dan memiliki komitmen tinggi dalam mengurusi olahraga. Bahkan beliau juga suka berkorban baik waktu, tenaga, dan dana, untuk membina olahraga Indonesia. Itu adalah syarat bagi seseorang untuk menjadi pemimpin olahraga di Indonesia,” tandas Agum yang juga mantan ketua umum PSSI ini(SB/RMOL01)