Kenangan Penduduk Australia Saat Pemilu RI 2019


Djasamen Saragih foto bersama cucunya Joshua di depan gedung lama Parlemen Australia, Canberra setelah ia tiba di sana usai mencoblos Pemilu 2019 di Medan kemarin.

sentralberita|Medan~Seorang peneliti dan mantan Direktur Eksekutif Yayasan Pusat Pengembangan Indonesia Amerika (YPPIA) Medan, Djasamen Saragih, yang saat ini berdomisli di ibukota Australia, Canberra, baru baru ini berkunjung ke Medan untuk ikut memeriahkan pesta demokrasi, pemilihan Presiden dan Legislatif yang berlangsung pada tanggal 17 April 2019 lalu.

Kepada Berita Senin (29/4) melalui WA, Djasamen sebagai warganegara yang patuh, merasa berkewajiban untuk ikut memilih langsung ke kampung halamannya di Medan. “Meskipun WNI yang tinggal di Canberra bisa ikut memilih, namun tak sah kalau tak langsung ke Medan. Di sana hanya bisa memilih Pilpres, tapi pilihan legislatif nggak,” ungkap Djasamen.

Apalagi kali ini dia telah mempunyai pilihan untuk calon presiden maupun untuk anggota legislatif tingkat kabupaten kota, propinsi maupun pusat. Sedangkan untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dia belum mempunyai calon karena belum mengetahui track record para calon yang bersaing.

Baca Juga :  Sutarto Tekankan Pentingnya Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan

“Sayang kalau kita tidak menggunakan hak dan menjalankan kewajiban kita. Kita pasti akan kecewa apabila para calon kita tidak terpilih, namun tiada penyesalan karena kita sudah menyalurkan hati nurani kita,” demikian Djasamen menimpali menjawab pertanyaaan kenapa dia begitu bersemangat untuk pulang ke kampung khusus untuk ikut ‘mencoblos’ kali ini.

Pada hari pencoblosan , Rabu, 17 April yang lalu Djasamen mencoblos di TPS 020, Jalan Sei Batang Serangan, Medan Baru yang lokasinya berdekatan dengan tempat tinggalnya. Pada sore harinya dia ikut langsung menyaksikan perhitungan suara. Walaupun didalam perhitungan suara tersebut tidak dihadiri oleh semua para saksi dari seluruh partai pendukung masing-masing calon namun dia mengamati bahwa perhitungan berjalan dengan lancar dan jujur, tanpa ada intervensi dari manapun.

“Saya kagum dengan kejujuran dan kelancaran perhitungan suara di tempat saya memilih, walaupun pada awalnya berjalan lambat, mungkin karena masalah logisitik,” imbuh Djasamen mengomentari bagaimana proses perhitungan suara di tempatnya memilih.

Baca Juga :  Jumat Barokah di Minggu ke 3 Agustus 2024, Ketua Pewarta Chairum Lubis : Jumat Barokah Tidak Pernah Surut

Mengenai berbagai macam ragam komentar yang beseliweran di media sosial, terutama di masa masa Pilpres ini, Djasamen yang pernah juga bekerja sebagai Information Specialist di Konsulat Jenderal Amerika Serikat di tahun 1980 dan 1990-an menjelasakan bahwa peran media sosial di seluruh dunia jangan diabaikan, terutama di negara-negara yang sedang melangsungkan pemilihan umum. Soal kritik dan berbeda pendapat adalah hal yang wajar, apalagi di negara negara yang menganut paham demokrasi, namun sebaiknya disampaikan dengan bahasa yang jelas pengertiannya dan santun sehingga tidak mengobarkan pertentangan dan kegaduhan sosial yang merugikan semua pihak.

Ketika ditanya mengenai prediksi siapa yang akan memenangkan Pilpres di tahun 2019 ini, Djasamen juga mengacu kepada keputusan resmi dari KPU. “Biarlah kita bersabar menunggu waktu yang tidak terlalu lama lagi,” katanya mengakhiri percakapan kami. (SB/wie)

-->