Pemuda Muhammadiyah: Medan Jangan Dibiarkan Jadi Kota yang Dipenuhi Sampah Sosial Akibat Narkoba dan Tawuran

sentralberita|Medan ~Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Medan, Fahrurrozi Sinaga, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi sosial di berbagai sudut Kota Medan yang semakin hari semakin memprihatinkan. Menurutnya, kota ini seperti “dikepung” oleh berbagai bentuk sampah masyarakat, mulai dari pengguna narkoba, kelompok preman, hingga kawasan yang menjadi sarang orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tak tertangani.

“Kita semua cinta Medan, tapi sayangnya wajah kota ini beberapa bulan ini tercoreng oleh persoalan sosial yang makin kompleks. Narkoba telah melahirkan generasi yang hilang arah, kawasan kumuh dipenuhi dengan ODGJ, dan praktik premanisme yang tumbuh liar. Ini bukan hanya mengganggu kenyamanan, tapi sudah mencerminkan krisis moral dan ketertiban,” ujar Fahrurrozi.

Baca Juga :  IMM  Dukung Langkah Kapolda Sumut Ungkap kasus di Belawan dengan Transparan

Ia meminta agar Pemko Medan, aparat kepolisian, dan pihak terkait untuk tidak tinggal diam. Fahrurrozi menegaskan bahwa penanganan terhadap penyalahgunaan narkoba dan efek sosialnya tidak bisa hanya bersifat reaktif, melainkan perlu solusi sistematis dan berkelanjutan, terutama di tingkat kelurahan dan kecamatan.

“Kita tidak bisa lagi membiarkan lorong-lorong kota ini menjadi sarang narkoba dan premanisme. Belum lagi kejadian tawuran antar remaja yang kembali pecah di Belawan baru-baru ini. Jika dibiarkan, ini akan menjadi bom waktu sosial bagi Kota Medan,” tambahnya.

Pemuda Muhammadiyah Kota Medan, kata Fahrurrozi, siap menjadi bagian dari solusi — melalui gerakan penyadaran, edukasi pemuda, hingga program pendampingan masyarakat. Namun, ia menekankan bahwa kerja ini harus dilakukan bersama dan didukung kebijakan serta tindakan nyata dari pemerintah kota dan seluruh unsur Forkopimda.

Baca Juga :  Hinca Pandjaitan Soroti Kompolnas Soal Penembakan di Belawan: Jangan Gamang, Cek Fakta Secara Akurat

“Medan harus diselamatkan. Jangan sampai identitas kita sebagai kota yang religius dan penuh potensi, tenggelam oleh stigma kota narkoba dan konflik remaja,” pungkasnya.(SB/01)

-->