Kisah Sukses Deny Kurniawan, dari Anak Asongan Hingga Jadi Kapolres

Denny menjamu tim Pewarta minuman kopi i sebuah kafe di Kota Rantau Prapat, Labuhan Batu bersamanyaMartualesi Sitepu dan Parikhest. (SB/F-Wika)

sentralberita| Rantau Prapat~Ini sepenggal kisah sukses seorang anak asongan. Mulai menjual koran eceran di lampu merah, menjual plastik kresek ke pasar-pasar tradisional, petasan hingga kembang api.

“Saya ini hanya anak seorang sopir, bang. Dulu, semasa SMP, untuk bantu-bantu orang tua,”aku Denny Kurniawan, 27 Oktober malam lalu.

Malam itu, Denny menjamu kami dengan minuman kopi sanger (saling ngerti). Di sebuah kafe di Kota Rantau Prapat, Labuhan Batu. Bersamanya; ikut Martualesi Sitepu dan Parikhest.

Nah Sitepu dan Parikhest juga membawa teman. Dua diantaranya teman saya juga, semasa dulu di Asahan. Sarwedi dan Gultom. Masuh muda dan energik. Mereka; yang saya sebut namanya tadi adalah para penegak hukum. Berseragam coklat.

Baca Juga :  Cawabup “On Ma”, Bantu Biaya Persalinan Warga Tapus Di RSU Permata Madina

Malam itu, Denny tampil amat segar. Bugar dengan kemeja beragam warna. Kelihatan baru selesai mandi dan memangkas rambutnya. “Maaf lama nunggu ya bang. Saya pangkas rambut dan mandi dulu tadi,”ucapnya begitu duduk di kursi. Sambil tersenyum.

Dia langsung membuka pembicaraan dengan santai. Bicaranya enteng, setelah memperkenalkan diri. Apalagi saat menyebut, dia anak sopir.

Dia tak malu, sungkan apalagi minder, lahir dari keluarga sederhana. Malah untuk menambah uang jajan dan kebutuhan sekolahnya, Denny berjualan. Diam-diam dan sembunyi-sembunyi agar tak ketahuan ayah dan ibunya.

“Sebelum seperti sekarang, saya kerja apa saja, bang. Jualan koran, plastik kresek dan lain-lain. Koran yang ada rubrik Nah Begini Ceritnya!”katanya. Saban hari, rubrik itu dibacanya. “Saya pembaca setia sampai sekarang,”ucap Denny lagi.

Baca Juga :  Kapolres Binjai Kunjungi Warga Limau Mungkur Penderita Sakit Menahun

Berjualan koran, dilakoninya semasa berseragam putih biru. Sepulang sekolah. Denny juga menggelandang di pasar-pasar tradisional, menjajakan plastik kresek.

Jelang lebaran dan tahun baru, dagangannya diubah. “Jualan petasan dan kembang api,”tambah Denny. Selama bertahun-tahun ia berjualan. Hasilnya?

Kini, Denny terdampar di Kota Rantau Prapat. Ibukota Labuhan Batu Induk. Ada 3 kabupaten yang dipelototinya. Labura, Labuhan Batu dan Labusel.

Denny, bekerja sebagai pelayan masyarakat. Melindungi, menganyomi, sekaligus memupuk kesadaran hukum bagi masyarakat.

Pangkatnya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). Menjadi Kapolres di 3 kabupaten tadi. Sejak setahun lebih silam. Denny menyelesaikan pendidikan akademi pada 2000. Sebelum di Rantau Prapat menjadi Kapolres , dia mengomandoi Polres Nias. (SB/01/wiku)

-->