Suparman: Walikota Seperti Lalai Ngurus Pembangunan Pemko Subulussalam

Sentralberita|Subulussam~Aktivis sekaligus mantan ketua perdana Himappkos Medan-SU dan Ketua Lembaga Aceh Comunity Care, Suparman Lembong atau yang lebih di kenal dengan panggilan Sip mengkritik pedas Pemerintah Kota Subulussalam.

Menurutnya, pemerintah sekarang tidak mampu mengelola pembangunan daerah Subulussalam semenjak ditinggalkan Merah Sakti Kombih, SH.

Disampaikan Suparman, contohnya seperti bangunan pajak Pasar Kecamatan Rundeng yang dibangun menggunakan dana miliaran rupiah bahkan rakyat Subulussalam sangat membutuhkan tempat itu namun belum di fungsikan dan di resmikan sudah hampir setahun lebih.

“Padahal pasar runding tersebut warisan nenek moyang kita dan salah satu pasar tertua di daerah tersebut, saya menyaksikan rakyat berjualan di pingir-pingir kubangan tanah, dimana hati seorang pemimpin melihat warganya seperti ini,” kata Suparman, Ahad (20/4/2021).

Baca Juga :  Pemko Medan Apresiasi Lomba Senam Lansia

Dan suparman meminta kepada pemimpin daerah subulussalam segara menindaklanjuti dan meresmikan pajak tersebut demi kesejahteraan rakyat Subulussalam.

“Jangan banyak lalai, jangan sekedar ekonomi pribadi saja diperhatikan,” cetus suparman.

Suparman juga menambahkan, jika Wako Bintang tidak sempat atau ada kendala yang lain, Wawako Salmaza kan ada, apalagi beliau tokoh dan anak batang lae soraya anak asli rundeng serahkan saja kepada beliau yang memang mengetahui situasi disana.

“Janganlah di paksakan kalau pak Bintang tak sangup mengelola serahkan saja kepada pak wakil,” tambah suparman dengan senyum agak terbaha sedikit.

Aktivis itu juga sangat berharap agar minggu ini bangunan Pasar Rundeng hendaknya sudah terpakai.

Baca Juga :  Hadiri Kejuaraan Wushu Sanda Masters 2024, Pj Gubernur Agus Fatoni: 20 Tahun Terakhir Wushu Jadi Penyumbang Emas Terbesar di PON

“Banyak problem sebenarnya di Subulussalam, persoalan silih berganti bermunculan, bahkan sudah muak sebenarnya dengan kondisi sekarang, tapi apalah buat nasi sudah jadi bubur tidak ada harapan lagi,”tutup Suparman.(SB/SF)

-->