Aren Garden Cafe, Juaranya Lapo Tuak Berkonsep Alam Bebas dan Modern Kekinian
sentralberita | Medan ~ Spesial Edisi Jelang Natal, Dalam persepsi masyarakat secara umum, lapo tuak kerap kali dicitrakan negatif, yakni sebagai tempat orang sering mabuk-mabukan dan arena keributan, namun tidak seperti yang dibayangkan, Rabu.(24/12/25)
Citra yang sebenarnya terlalu tendensius dan parsial. Meski khusus bagi orang Batak bukanlah orang yang rutin pergi ke sana, namun dalam beberapa kali tur ke lapo tuak AREN GARDEN CAFE, di Jalan Bunga Rampe IV Lingk.4 Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan untuk minum. Sependek perjalanan selama berkunjung ke lapo-lapo tuak ini, jarang sekali kita temui adanya keributan.
Malahan, kerap disambut ramah dan saling hormat, padahal tidak saling kenal di Lokasi AREN GARDEN CAFE diketahui langsung turun dari Pokok Aren (Sari Buah Aren) dan diproses secara langsung menjadi minuman Tradisional Orang Batak bernama “TUAK”.
Selain itu, ada beberapa hal unik mengenai lapo tuak. Apa itu?, Yuk mari kita bahas lebih jauh apa saja kelebihannya ya.
#1. Lapo Tuak itu “Agora”-nya orang Batak
Pada masa Yunani Klasik, dalam iklim sejuk demokrasinya, ada sebuah tempat untuk pertemuan terbuka yang kesohor disebut dengan Agora. Ini adalah ruang publik yang khas dan merdeka di negara-kota Athena; tempatnya untuk berdebat dan berdiskusi secara terbuka tentang masalah apa saja. Nilai dan semangat yang sama ini kemudian terejawantah dalam bingkai eksisnya lapo tuak. Ya, warung ini tidak tempat minum tuak belaka. Tak melulu soal mabuk-mabukan dan arena keributan. Lapo tuak merupakan ruang publik yang dihiasi dengan jalinan keakraban antar-peminum yang bahkan tidak saling kenal, dan justru kerap melahirkan hubungan kekeluargaan tatkala dimulainya martarombo: tradisi menerangkan asal muasal, marga, maupun silsilah di kalangan penutur Batak.
#2. Live music yang senantiasa hadir
Sudah jamak dikenal bila orang Batak itu gudangnya suara dan vokal nyanyinya yang bagus dan enak. Maka, bila ingin mendengar suara vokal khas masyarakat Batak kala bernyanyi, lapo tuak adalah tempahannya. Perpaduan antara tradisi bernyanyi dan lapo tuak itu begitu erat. Bahkan, ada anekdot populer yang sering digemakan di lapo tuak, yakni, “Bila ada seorang Batak yang sendiri di lapo akan main gitar dan nyanyi; bila berdua, main catur; bila bertiga, buat trio nyanyi; dan, bila berempat akan main kartu”. Sembari meneguk tuak di dalam gelas dan menikmati tambul, berupa tahu, tempe, telur, dan lainnya, suasana mendengar live music jadi terasa semakin syahdu dan turut larut mendendangkan. Belum lagi diberinya kesempatan request lagu sesuka hati dan tanpa sawer itu. “Ahhh, tuak + bir!”.
Dengan diiringi alat musik sederhana, berupa gitar, keyboard, ditambahi “alat musik” lainnya, maka nikmatnya mendengar curahan rasa dalam balut irama suara yang jernih, apalagi saat trio, begitu mengena dan mengasyikkan.
#3 Di balik eksisnya lapo tuak ada peran sentral “paragat”.
Orang-orang sering abai terhadap peran para paragat. Profesi yang sering dianggap sebelah mata. Paragat adalah orang yang mengambil tuak dari pohon aren dan mengolahnya hingga pas takarannya dengan selera. Proses mengambil/menyadap tuak dari pohon aren ini disebut maragat. Profesi paragat ini berbahaya sebab harus menaiki pohon aren yang biasanya menjulang tinggi dan tumbuh subur di pinggir jurang untuk menyadap tuak. Merekalah yang menyediakan tiap tetes tuak dalam gelas. Merekalah penjaga tradisi dan budaya Batak. Bayangkan bila para paragat ini mogok kerja, akan ada kelumpuhan kolektif dalam aktivitas minum tuak di lapo tuak. Bisa ricuh sesuku!.
Bikin Penasaran Bukan?, Tentu saja masih ada hal-hal unik dan menarik lainnya di AREN GARDEN CAFE Lapo Tuak Juara nuansa Alam Bebas. Jadi Nunggu apalagi, mari ajak teman-temanmu datang dan berkunjung kemari di Jalan Bunga Rampe IV Simalingkar B okey, Lissoii.(Red/Tim)
