Indosat dan FJPI Gelar Workshop

sentralberita|Medan~Indosat Ooredoo Hutchison ( IOH) berkerja sama dengan Forum Jur nalis Perempuan Indonesia ( FJPI ) Sumatera Utara menggelar Workshop sehari Literasi Digital bertajuk GenSi Berkarya tanpa Drama dan Trauma di SMA Negeri 6 Binjei, Kamis, kemarin.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program edukasi Generasi Terkoneksi ( GenSi ) yang bertujuan meningkatkan kesadaran pelajar akan pentingnya penggunaan internet secara cerdas, aman dan produktif.

Sekitar 80 pelajar perempuan dan anggota OSIS tampak antusias mengikuti berbagai sesi yang diisi oleh tiga narasumber, yakni Praktisi Media *Lia Anggia Nasution*, Akademisi *Nurleli* serta Founder Kampung digital *Deddy Pranata*.

Dalam paparannya, Akademisi Nurleli menekankan pentingnya pemahaman mengenai hak digital dan kebebasan berpendapat, khususnya bagi generasi muda yang aktif di media sosial. Dia menjelaslan bahwa hak digital mencakup privasi data pribadi, akses terhadap informasi, kebebasan bereksppresi, serta keamanan digital.

” Namun, kebebasan ini tetap memiliki batasan yang harus dipahami. Menyampaikan opini di media sosial harus tetap memperhatikan etika dan tidak menyinggung atau menyudutkan pihak lain,” ujarnya.

Baca Juga :  Sumut Inflasi 1,11 Persen, Ini Penyebabnya

Ia mencontohkan kasus pelajar yang memposting video olok-olok terhadap guru, yang meskipun tidak berujung proses hukum, tetap dinilai sebagai pelanggaran etika dan penghinaan.

Nurleli mengingatkan bahwa kebebasan bereksperesi diatur dalam berbagai regulasi, seperti Pasal 28E ayat 3 UUD 1945, UU No.9 Tahun 1998, hingga UU ITE No.11 Tahun 2008. ” Siswa harus melek hukum dalam bermedia sosial. Tidak semua yang lucu atau viral itu layak disebarkan,” imbuhnya.

Sementara itu, Praktisi Media Lia Anggia Nasution mengajak pelajar untuk mengubah pola pikir tentang teknologi
” Yang pintar itu penggunanya, bukan gadget,” kata Anggi lagi.

Anggi yang juga mengajar di salah satu sekolah tinggi komunikasi swasta di kota medan ini menekankan pentingnya mengecek sumber informasi.

Ibu satu anak ini juga memaparkan konten konten palsu seperti ajakan untuk menyebarkan, penggunaan huruf kapital berlebih, kalimat hiperbolis, informasi tanpa tanggal jelas, sumber tidak kredibel, serta link berita yang tidak sesuai dengan isi.

Baca Juga :  Percepat Realisasi Program Tiga Juta Rumah Pj Gubernur Fatoni Minta Hal Ini pada Bupati dan Walikota

Literasi digital itu penting agar kita tidak mudah terprovokasi dan bisa membedakan fakta dari opini atau hoaks,” tegas wanita yang juga bekerja di Kominfo Sumut ini.

Narasumber ketiga, Deddy Pranata, mengangkat topik mengenai penggunaan kecerdasan buatan ( AI ) dalam pembuatan konten. Ia menegaskan bahwa meskipun AI dapat membantu mempercepat proses kreatif, tanggung jawab moral dan etika tetap harus di jaga.

” Menjadi konten kreator itu bukan hanya soal viral, tapi juga tentang nilai, integritas dan dampak dari konten yang kita buat,” ujar pria yang juga Fasilitator Gapura Digital Google dan Instruktur Program Kementerian Kominfo RI Digital Entrepeneur Academy (DEA).

Workshop ini menjadi bagian dari upaya kolaboratif untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga bertanggung jawab secara etis dan hukum dalam dunia digital. Melalui program GenSi, IOH dan FJPI Sumut berharap literasi digital bisa ditanamkan sejak dini, terutama di kalangan pelajar.

( Debbi )

-->