Pembangunan Tangki Septik Desa Sialang Taji Diduga Asal Jadi
sentral Berita | Labuhanbatu Utara ~ Pembangunan Tangki Septik Perdesaan Desa Sialang Taji, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) dengan nilai pagu Rp 500 Juta bersumber dari anggaran DAK Penugasan yang dilaksanakan secara swakelola oleh KSM Sialang Taji Hebat, sepertinya dikerjakan asal jadi.
Pantauan wartawan di lapangan, terlihat pembangunan tangki septik tersebut terdiri dari bangunan toilet dengan luas lebih kurang 1,5 x 1,5 meter dan timbunan tangki septik.
Untuk bangunan toilet itu sendiri, tersusun dari susunan batu bata merah yang direkatkan dengan campuran semen, ditambah sekitar enam helai seng yang ditopang oleh broti yang diduga tidak berkualitas.
Anehnya, pada bangunan toilet itu sama sekali tidak terpasang pipa air, kran air, bahkan bak air pun sama sekali tidak ada. Parahnya lagi, lampu sebagai penerang malam hari juga tidak tersalur dan pintu toilet disana juga tidak dilengkapi oleh kunci.
Ketidaklengkapan material-material tersebut terkesan hanya menambah kesulitan-kesulitan bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang saat menggunakan toilet dimaksud dengan terpaksa menggotong seember air ke dalam toilet dan harus menggunakan penerang manual ketika malam hari.
“Kalau malam hari kami mau ke toilet ini menggunakan senter handphone lah bang sambil membawa seember air, karena tidak boleh dipasangi pipa air ke dalam toilet ini,” aku salah seorang penerima yang tidak mau namanya disebutkan.
Saat Sekretaris Desa Sialang Taji, Robert Sibagariang dikonfirmasi wartawan di ruangannya, belum lama ini, mengatakan bahwa pelaksanaan pembagunan Tangki Septik tersebut dikerjakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang diketuai oleh salah seorang staf Desa yang bermarga Sirait.
“Pembangunan Tangki Septik itu dikerjakan sama KSM, Pak. Ketuanya staf di kantor kita bermarga Sirait. Untuk pengurus lainnya seperti Sekretaris dan Bendaharanya juga staf kantor Desa Pak,” jelas Robert.
Ketika disinggung mengenai usulan keluarga penerima manfaat, Robert tampak ragu menjelaskan. Ia mulai mengelak dan mengatakan jika hal itu diluar kewenangannya dan melemparkan persoalan itu kepada Kepala Desa. Terkait teknis, dia menganjurkan untuk menanyai langsung kepada Ketua KSM sebagai pelaksana.
“Kalau terkait usulan, saya kurang paham, Pak. Langsung saja sama Kepala Desa. Untuk teknisnya, Bapak bisa langsung tanya Bapak Sirait. Saat ini Kepala Desa dan Bapak Sirait tidak berada di Kantor. Silahkan Bapak hubungi saja mereka. Tetapi, saya bisa pastikan, penerima manfaat bangunan tangki saptik itu ada sebanyak lima puluh orang,” terang Robert.
Sayangnya, Kepala Desa Sialang Taji, Laurensius Sirait saat dihubungi wartawan guna konfirmasi tidak memberikan respons sama sekali.
Hal serupa juga dirasakan wartawan saat menghubungi Ketua KSM, D. Sirait yang juga merupakan staf kantor Desa Sialang Taji, juga tidak memberikan jawaban konfirmasi wartawan sama sekali. Bahkan dirinya yang sempat ditanyai wartawan terkait pembangunan tangki septik tersebut langsung memutuskan sambungan telepon dengan alasan sibuk.
“Halo, dengan siapa ini? Saya ada di Kampung (panggilan alamatnya disana-red). Apa itu bang? Aduh, saya sibuk bang,” kata D. Sirait sembari memutus sambungan telepon. (SB/FRD)