Pesantren Dhinikum Zholtan Buka Persulukan

sentralberita|Medan~Selain mendidik para santri untuk memahami ilmu-ilmu agama dengan mengkaji kitab kuning, Pesantren Dhinikum Zholtan Jl. Rahayu, Bandar Klippa, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara kini telah membuka Persulukan Tarekat Naqsyabandiyah.
Direktur Yayasan Dhinikum Zholtan, Dr. H. Sorimonang, Rangkuti, M.Th melalui relis, Sabtu (12/8) di Medan menjelaskan bahwa pihaknya kini telah resmi membuka persulukan Tarekat Naqsyabandiyah.
Peresmian persulukan sekaligus melakukan upah-upah terhadap santri baru Pesantren Dhinikum Zholtan dilakukan pada hari Kamis, lalu, dengan menghadirkan Syekh Adam (Mursid), Syekh Ahmad Marzuki.
Sorimonang menyakini persulukan akan mampu mendekatkan diri kepada Sang Khalik sehingga memperoleh ketenangan bathin. Hari ini banyak manusia hidup dalam kegelisahan, karena itu Pesantren Dhinukum, menghadirkan tuan guru untuk menuntun jalannya pelaksanaan tareqat.
Tarekat Naqsyabandiyah merupakan suatu tarekat yangsederhana, mudah dalam pelaksanaan serta mudah dalam mengingat. Tarekat ini sangat kokoh memegang sunnah Nabi Muhammad S.A.W. dan menjauhkan bid’ah, menjauhkan dari sifat-sifat yang buruk, memakai sifat-sifat yang baik dan akhlak yang sempurna.
Tarekat Naqsabandiyah juga mampu membentuk perkembangan spiritual dengan menunjukkan berbagai tahapan dan kedudukan yang harus dilalui oleh seorang sufi berdasarkan pengalaman dan spiritualnya, kata Sorimonang yang juga Dosen UIN Sumut itu.
Sorimonang menjelaskan, tarekat Naqsyabandiyah diyakini mampu mengubah prilaku secara drastis, yang mana santriwati yang masih menyimpan nafsu duniawi, amarah, dan sikap buruk berubah menjadi diam, tenang dan tentram. Karena para santriwati telah melatih hati untuk mengingat kepada Allah Swt maka segala sesuatu perbuatan akan tersadar bahwa Allah S.W.T. akan selalu mengawasi gerak gerik dan tingkah laku para santriwati.
Dia menambahkan bahwa pesantren yang baru didirikan dua tahun ini telah mengalami perkembangan luar bisa, para santri telah melakukan berbagai aktivitas seperti drama dan seni nasid. (SB/Syid)