Investasi di Pasar Modal Jadi Gaya Hidup, Namun Apa Saja Peluang dan Resikonya
sentralberita | Medan ~ Berinvestasi di pasar modal kian menjadi gaya hidup bagi investor muda yang ingin memiliki income dari investasi.
Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution Minggu (30/1) mengatakan teknologi investasi secara digital makin memudahkan para investor yang cepat beradaptasi di era digital.
Namun, perlu diingat bahwa mendapatkan income dari investasi berbeda dengan mendapatkan income dari bekerja kantoran atau bisnis yang pasti, seperti berjualan barang-barang kebutuhan hidup atau consumer goods,” kata Pintor.
Dengan berinvestasi, seorang investor memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Lebih besar dibanding keuntungan berjualan atau bisnis secara langsung.
Namun, selain potensi keuntungan yang besar, ada risiko investasi yang besar pula. Sesuai jargon di dunia investasi, “high risk, high return, low risk, low return”.
Jadi, setiap investor tidak hanya memperhatikan keuntungan yang akan diperoleh dari investasi saham, namun juga risiko dari investasi saham,” ungkapnya.
Dalam dunia investasi portofolio di pasar modal, investasi saham menjadi salah satu instrumen dengan kategori risiko terbesar jika dibandingkan dengan instrumen pendapatan tetap (obligasi dan surat utang negara) atau instrumen pasar uang (obligasi dengan jangka waktu kurang dari setahun dan deposito bank).
Secara sederhana, katanya, saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan modal. Dengan begitu, setiap investor yang membeli saham suatu perusahaan, artinya investor tersebut menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut. Sehingga, pemilik saham tersebut berhak mendapatkan pembagian hasil dari perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya atau yang disebut dividen saham. (Wie)