Pertumbuhan Ekonomi Sumut 2022 Diproyeksi 4,1-4,9 Persen
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut Doddy Zulverdi (tengah) bersama Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Azka Subham (kiri) dan Kepala Divisi Implementasi Ekonomi BI Poltak Sitanggang (kanan) pada acara BBM di Kantor BI Jalan Balaikota Medan Selasa (25/10/2022) sore.(f-ist)
sentralberita | Medan ~ Perekonomian Sumatera Utara tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 dengan rentang proyeksi 4,1 persen -4,9 persen (yoy).
“Kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat,” kata Doddy Zulverdi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Selasa (25/10/2022) sore.
Saat itu Doddy didampingi Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Azka Subham dan Kepala Divisi Implementasi Ekonomi BI Sumut Poltak Sitanggang pada Bincang Bareng Media (BBM) di Kantor Perwakilan BI Sumut Jalan Balaikota Medan.
Doddy memperkirakan tingginya harga komoditas utama pada semesteri pertama serta berlanjutnya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
“Namun demikian, terus berlanjutnya konflik geopolitik yang berisiko melanjutkan gangguan rantai pasok dan permintaan dari negara mitra dagang serta perkembangan ekonomi global yang diwarnai inflasi yang tinggi menjadi risiko yang dapat menahan pertumbuhan lebih lanjut,” katanya.
Dampak Ekonomi Global
Setelah membaik di 2022, pertumbuhan ekonomi global 2023 diprakirakan lebih rendah dari prakiraan, bahkan disertai risiko resesi di berbagai negara.
“Perekonomian global melambat, imbasnya ke Sumatera Utara, mulai terlihat di semester II tahun ini dan itu tidak bisa dihindari,” kata Doddy Zulverdi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Selasa (25/10/2022) sore dalam Bincang Bareng Media (BBM) di Kantor Perwakilan BI Sumut Jalan Balaikota Medan. Saat itu, Doddy didampingi Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Azka Subham dan Kepala Divisi Implementasi Ekonomi BI Sumut Poltak Sitanggang.
Doddy menjelaskan perlambatan ekonomi global dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi perekonomian, serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif. Gangguan rantai pasok terus menunjukkan perbaikan meski masih berada di level yang tinggi. (01/red)