GCNI: Perkuat The Leader Enterpheuner

sentralberita| Medan~Ketua Dewan Pembina Global Cahaya Nubuwwah Insani (GCNI) Nadratuzzaman Hosein menegaskan bahwa GCNI terus berjuang untuk mendidik anak-anak santri agar mampu menjadi penghafal Al Qur’an sekaligus trampil menjadi Leader enterphreuner, karena GCNI secara khusus bertujuan untuk mencetak leader preneur agar menghasilkan generasi muda yang memiliki kompetensi dalam aspek dalam menggerakkan Islamic Entrepreneur Boarding School (IEBS) di Pondok Pesantren GCNI (Global Cahaya Nubuwwah Insani (GCNI) Purwakarta, Jawa Barat di mana Lembaga tersebut telah melakukan kerjasama dengan MUI Pusat guna melahirkan ulama yang memiliki keterampilan dalam kewira usahaane.

Menurut Ahmad Syawaludin Direktur bidang Usaha bahwa dalam mendukung GCNI saat ini terdapat sejumlah usaha antara lain; Villa syariah Omira, Aibies Healty Rice, CV Lumbung Bumi Aibies, Kopersi Syariah Aibies, Aibies Telur Puyuh Aibies, Kurma Aibies, Buah Naga Aibies.

Pendiri dan Pengurus Yayasan GCNI – Sekolah IEBS, Ummi Hj. Enny Tin Suryanti, SE dalam sambutannya mewakili Yayasan mengharapkan agar para Asatidz yang bergabung dapat mewujudkan cita-cita nubuah yang secara khusus Umi Enny mendoakan di Multajam ketika menunaikan haji 2018. Semoga GCNI dapat mengemban misi nubuah untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Hal ini di sampaikan dalam acara halal bi halal Idul Fitri Syawal 1443 H dirangkai dalam acar Rapat Kerja Tahunan untuk menyusun program kerja GCNI di Gedung MUI kawanan mentang Jakarta Pusat (15/5/22).

Dalam kesempatan yang sama Buya Amirsyah Tambunan sekjen MUI menyampaikan Tausiyah pada intinya silaturrahmi harus menjadi landasan membangun akhlaqul karimah dalam berwira udah se. Turut hadir dalam acara halal BI halal Silaturrahmi Idul Fitri 1443 H Prof. Dr.Armai Arif Ketua Komisi Pendidikan dan Kadersi Ulama dan Serkretatis Dr. Kartini, beserta jajaran Yayasan GCNI lainnya.

Pertama, silaturrahmi dapat menjadi ajang selain maaaf memaafkan juga untuk menjadi titik balik membangun kekuatan umat dan bangsa. Kekuatan umat terletak pada kebersamaan berdiri diatas nilai silaturrahmi agar dapat mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa. Sebaliknya jika kekuasaan di jadikan sebagai ajang merusak silaturrahmi, akan menjadi bencana kemanusiaan, karena merusak hubungan silaturrahmi. Allah mengingatkan dalam Al Qura’an Surat Muhammad ayat 22-23 :

فَهَلۡ عَسَيۡتُمۡ اِنۡ تَوَلَّيۡتُمۡ اَنۡ تُفۡسِدُوۡا فِى الۡاَرۡضِ وَتُقَطِّعُوۡۤا اَرۡحَامَكُمۡ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمۡ وَاَعۡمٰٓى اَبۡصَارَهُمۡ “

Apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan silaturrahmi (kekeluargaan)?. Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya.”

Kedua, berdasarkan pesan Rasulullah SAW bahwa silaturrahmi dapat memanjangkan umur dan memudahkan rezeki sebagaimana hadis

قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari) [Shahih No.5986 Versi Fathul Bari).

Ketiga, menjadikan silaturrahmi sebagai budaya untuk merekatkan hubungan sesama anak bangsa sehingga bangsa Indonesia dapat berdiri utuh dalam menghadapi berbagai tantangan seperti fitnah, adu domba yang di lakukan para buzzerRp.

Oleh sebab itu lewat lembaga pendidikan GCNI diharapkan dapat mencetak generai yang tangguh untuk melajutkan cita-cita luhur pembangunan bangsa yang mandiri, bermartabat pada masa depan.(SB/01)