Pemko Tanjungbalai Cek Kabar Bocah Kebiasaan Minum Bensin

sentralberita | Tanjungbalai ~ Pemerintah Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara (Sumut), mengaku bakal mengecek kebenaran informasi soal bocah MAS (11) yang memiliki kebiasaan tak lazim meminum bensin.

Pemko Tanjungbalai mengatakan bakal melihat kondisi bocah yang meminum bensin itu lebih dulu.
“Saya sudah koordinasi sama camatnya untuk dicek kondisi anak tersebut, dilihat dulu keadaannya. Nanti baru kami sampaikan apa yang bisa dilakukan,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Tanjungbalai Walman Riadi Girsang saat dimintai konfirmasi, Sabtu (25/9/2021).

Dia mengatakan pihaknya bakal mengunjungi bocah itu setelah mendapat informasi lebih lanjut. Pemko Tanjungbalai, katanya, siap memberi bantuan.

“Saya juga sudah koordinasi dengan Sekda. Begitu dapat nanti informasinya, nanti pasti kita kunjungi, mungkin Senin,” kata Walman.

Baca Juga :  Cek Jalur Medan Tanah Karo, Kapolda Sumut: Pastikan Alat Berat Berfungsi

Sebelumnya, bocah laki-laki di Tanjungbalai, MAS, disebut sudah meminum bensin selama 5 tahun terakhir. Bocah itu disebut pernah makan benda-benda aneh sejak usia 1 tahun, seperti paku, pecahan keramik, dan lainnya.

“Dari umur 1 tahun dia pernah makan benda-benda aneh, seperti paku, pecahan keramik. Tapi 5 tahun terakhir ini, dia awalnya suka mencium bau bensin, lama-lama diminumnya. Itu sembunyi-sembunyi,” kata ibu bocah itu, Uci Rubi Atmaja.

Uci, yang ditemui di rumahnya di Datuk Bandar, Tanjungbalai, mengaku awalnya curiga mencium bau napas anaknya dan bajunya yang selalu bau bensin. Dia juga kerap memergoki anaknya saat mendulang bensin dari sepeda motor.

“Dia ambil itu bensinnya pakai sedotan dari sepeda motor. Kadang dipindahkan dulu ke botol,” ujar Uci.

Baca Juga :  Usai Libur Lebaran, Pemprovsu  Gelar Rangkaian Perayaan HUT Ke-76

Uci mengaku prihatin atas kebiasaan tak lazim dan kondisi kesehatan anaknya itu. Meski demikian, dokter menyebut anaknya dinyatakan dalam kondisi sehat.

“Pernah dirontgen ini ke dokter hasilnya nggak ada. Dulu pernah kami bawa terapi, begitu ada obat herbal dia rutin minum itu, kebiasaannya mulai berkurang. Tapi obatnya mahal. Kami nggak sanggup. Ayahnya ini kerja mocok-mocok,” kata dia.

Kini setiap hari keluarga selalu mengontrol anaknya di rumah, bahkan saat bermain bersama rekan-rekannya, takut jika dia sembunyi-sembunyi minum bensin.

(dtc)

-->