Rencana Gubsu Beli Bus Dinas Kunker Disorot, Pimpinan DPRD : Jangan Buat Gaduh Lagi

sentralberita | Medan ~ Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi berencana membeli bus untuk mengurangi iring-iringan mobil dalam perjalanan dinas. Wakil Ketua DPRD Sumut mengingatkan Edy agar tidak membuat gaduh dengan rencana pembelian bus itu.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Sumut Misno Adisyah Putra. Dia awalnya menyampaikan dukungan terhadap penggunaan bus untuk kunker.

“Kita dukung selama itu dalam rangka untuk menghemat anggaran,” ucap Misno kepada wartawan, dikutip Rwbu (25/8).

Misno mengatakan anggaran yang bisa dihemat jika kunker menggunakan bus bisa digunakan untuk keperluan lain. Namun, Misno tetap mengingatkan Edy soal rencana membeli bus di tengah pandemi Corona bisa membuat gaduh.

“Jangan sampai kita ingin menghemat anggaran, namun situasi dan kondisi justru tidak tepat. Yang ada akan menimbulkan kegaduhan baru,” jelasnya.

Baca Juga :  KPU Sumut Rapat Koordinasi Tahapan Pencalonan dalam Pilkada Serentak

Sebelumnya, Edy Rahmayadi  menyampaikan keinginannya membeli bus untuk perjalanan dinas. Dia mengatakan pembelian bus itu untuk mengurangi pengeluaran pembelian bahan bakar.

Edy awalnya menjawab pertanyaan soal pembelian mobil dinas baru yang dilakukan Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Dosmar Banjarnahor. Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti apa alasan Dosmar membeli mobil dinas baru.

“Saya tidak tahu sejauh mana kepentingan itu. Saya tidak tahu bagaimana transportasi dia saat ini,” ucap Edy di rumah dinas Gubsu, Medan, Kamis (19/10).

Dia berharap pembelian mobil dinas baru tidak diributkan. Edy lalu bercerita soal rencananya mengganti mobil saat perjalanan dinas dengan bus.

“Jangan dibawa ke ranah politik. Seperti saya sedang mengadakan bus,” ujar Edy.

Baca Juga :  Pasien RS Membludak Akibat Puskesmas Tidak Difungsikan, Edi Saputra Minta Kadinkes Medan Berperan

Mantan Pangkostrad itu kemudian menjelaskan alasan rencana pembelian bus itu. Dia mengaku ingin mengurangi biaya bahan bakar serta iring-iringan kendaraan saat kunjungan dinas ke luar Medan.

“Kenapa? Kalau saya pergi sampai ke, contohnya ke Sibolga atau Madina, berderet-deret ini mobil ini, saya, kepala dinas, panjang benar, berapa bahan bakar yang harus saya keluarkan,” jelas Edy.

“Masih rencana. Kalau bisa kepala dinas ini satu bus, enak, bisa diskusi di situ,” sambungnya.(dtc)

-->