2021 Prospek Ekonomi Sumatera Alami Akselerasi


sentralberita|Medan~Tahun 2021, prospek ekonomi Sumatera secara keseluruhan tahun
diperkirakan akan mengalami akselerasi dengan peluang adanya perbaikan harga
komoditas utama dan disiplin prokes dalam implementasi CHSE untuk mendorong kinerja
MICE dan pariwisata domestik.

Hal itu dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Soekowardojo pada Webinar nasional Sumatera Economic Summit (Sumateranomics) ke 2 tahun 2021 Kamis (15/7/2021).

Seminar secara zoom yang dihadiri peserta Pulau Sumatera dan dari berbagai daerah di Indonesia, Kepala Perwakilan Bank Indonesia se-Indonesia, akademisi, pengamat ekonomi, dan awak media. Tema Webinar “Menakar Peluang Pemulihan dan Prospek Perekonomian Indonesia serta Regional Sumatera tahun 2021”.

Pembicara Ketua Dewan Riset dan Inovasi Sumatera Utara, Prof Dr Ir Darma Bakti, Guru Besar di Universitas Cornell dan Universitas Indonesia Prof Iwan Jaya Azis, Chief Economist PT BCA David Summual dengan moderator News Anchor Metro TV Zilvia Iskandar.

Prokes dalam implementasi CHSE yakni program Kemenparekraf menyangkut kebersihan (Cleanliness), kesehatan (Health), keselamatan (Safety) dan kelestarian lingkungan (Environment sustainability). MICE sendiri berupa kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition atau Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran.

Soeko menyebut berdasarkan kondisi terkini, perekonomian Sumatera diyakini kembali pulih ke arah positif pada triwulan II-2021. Hal ini didorong oleh penguatan di seluruh provinsi meskipun relatif terbatas. Penguatan ini dipicu dampak apresiasi harga komoditas dan permintaan global yang berpengaruh pada aktivitas ekspor.

“Hasil survei dan liaison Sumatera turut mengonfirmasi berlanjutnya perbaikan di seluruh lapangan usaha,” katanya.

Sementara risiko yg perlu diperhatikan adalah kembali meningkatnya kasus covid-19, implementasi vaksin yang belum cepat, sehingga berdampak pada pelemahan permintaan domestic, dan terhambatnya pelaksanaan program pemulihan.

Soeko menyebut masuk pada perekonomian Sumatera Utara, kondisi perekonomian pada
triwulan-I 2021 mulai menunjukkan perbaikan dengan kontraksi yang semakin rendah
menjadi -1,85 persen (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan-IV 2020 yang sebesar -2,94 persen (yoy). Perbaikan dari sisi permintaan terutama didorong oleh kinerja ekspor, efek dari peningkatan permintaan negara mitra dagang dan apresiasi harga komoditas.

Sisi penawaran turut mencatatkan perbaikan hampir di seluruh sektor utama terutama dari sektor pertanian didorong oleh musim panen dan peningkatan harga komoditas. Namun beberapa sektor terlihat masih mengalami kontraksi sejalan dengan sisi permintaan konsumsi RT dan imbas dari penerapan PPKM Mikro sepanjang triwulan I-2021.

“Meskipun masih dalam zona kontraksi, arah pertumbuhan ekonomi diprediksi membaik sejalan dengan penguatan hasil SK dan SPE yang mencerminkan perbaikan optimisme masyarakat,” ungkap Soeko.

Menurutnya, mobilitas masyarakat juga mulai meningkat seiring dengan program
vaksinasi yang terus berjalan. Kinerja ekspor tercatat terus menguat seiring dengan
apresiasi harga komoditas dan perbaikan PMI negara mitra dagang.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 diproyeksi lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, didukung penguatan ekspor industri pengolahan, kembali dijalankannya
infrastruktur PSN, dan optimisme UU Cipta Kerja. Diprakirakan pertumbuhan ekonomi
Sumut mencapai 3 persen hingga 4,5 persen secara tahunan dengan potensi bias bawah.

Adapun target pertumbuhan ini dapat dicapai dengan disiplin prokes dan program vaksinasi sebagai game changer pemulihan perekonomian Sumatera Utara, serta 5 respon
kebijakan pemulihan ekonomi.

Dari sisi harga, perkembangan inflasi masih cukup terkendali di level 0,03 persen secara mtm atau 1,69 secara yoy di bulan Juni 2021. Laju inflasi yang cenderung melambat dari bulan sebelumnya didorong oleh penurunan harga aneka cabai akibat melimpahnya pasokan dari berbagai sentra produksi.(SB/wie)