Warga Desa Natumingka dan Karyawan PT Toba Pulp Lestari Bentrok, 5 Orang Terluka
sentralberita | Balige ~ Bentrokan antara masyarakat Desa Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba dengan petugas keamanan PT Toba Pulp Lestari (PT TPL), Selasa (18/5/2021) mengakibatkan setidaknya lima orang warga terluka.
Biro Organisasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak Hengky Manalu mengatakan, Senin (17/5/2021) pukul 22.00 WIB, warga bergerak di Simpang Titi Alam setelah mendengar rencana PT TPL menanam bibit eucalyptus.
Warga Desa Natumingka pun membuat portal untuk menghalangi petugas PT TPL tidak masuk ke wilayah mereka.
Pada Selasa (18/5/2021) pukul 06.30 WIB, petugas keamanan PT TPL dan ratusan karyawan perusahaan datang menaiki puluhan truk yang berisi bibit eucalyptus.
“Oleh warga yang berjaga di wilayah adat berupaya menghalangi pihak TPL yang ngotot menanami bibit eucalyptus,” kata Manalu dalam pernyataan tertulis yang diterima, Selasa (18/5/2021).
Menurutnya, pukul 09.00 WIB, aparat polisi dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Balige membujuk warga agar membiarkan penanaman bibit eucalyptus. Namun, warga tetap tidak memperbolehkan.
Pukul 10.30 WIB, petugas keamanan PT TPL memberi aba-aba kepada seluruh karyawan yang sudah memegang kayu dan batu untuk menerobos blokade yang dibuat warga.
“Kemudian karyawan PT TPL melempari warga dengan batu dan kayu. Warga pun berlarian menghindari lemparan batu dan kayu,” ungkapnya.
“Pada pukul 11.25 WIB, puluhan warga mengalami luka akibat tindakan kekerasan oleh pihak PT TPL. Lima orang warga Natumikka dibawa ke Puskesmas Borbor untuk mendapatkan perawatan akibat luka serius yang dialami,” pungkasnya.
Bupati Toba Poltak Sitorus menyampaikan bahwa pihaknya akan mempertemukan masyarakat Desa Natumingka dan PT TPL untuk membahas konflik yang pecah hari ini.
“Besok kami panggil mereka. Masyarakat kita panggil dulu. Saya sudah jadwalkan besok supaya datang besok ke Kantor Bupati. Kita rencanakan pukul 14.00 WIB,” tegas Bupati Toba Poltak Sitorus pada Selasa (18/5/2021).
Ia mengatakan, dirinya menghubungi manajemen PT TPL agar mundur dari lokasi konflik. Ia menyampaikan agar semua pihak yang bersengketa duduk bersama untuk membicarakan akar masalah tersebut.
“Ya, saya langsung tadi telepon pihak TPL supaya ditarik mundur siapa yang ada disana. Lebih baik duduk di meja membahas bersama-sama apa yang menjadi masalahnya.”
“Puji Tuhan, hari ini saya kira setelah saya telepon sudah mundur. Ditarik mundur yang ada di sana sehingga sudah kondusif sekarang. Yang terbaik adalah bicara di atas meja. Negoisasi,” sambungnya.
Pihaknya siap menjembatani apa yang menjadi keinginan masyarakat dan pihak TPL agar masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
“Apa keinginan masyarakat, apa keinginan TPL. Pihak Pemkab menjembatani,” terangnya. (tc)