Paslon Taati Aturan Tidak Gunakan Sarana Pendidikan & Ibadah Kampanye

sentralberita|Medan~ Calon Wakil Wali Kota Medan Salman Alfarisi mengisi ceramah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Perguruan Islam Cendikia, Jalan Gatot Subroto, Medan Helvetia, Sabtu (31/10/2020) lalu.
Kegiatan tersebut diadakan di Musala Cendikia-Hajarul Aswad. Ketua Bawaslu Medan Payung Harahap yang dikonfirmasi mengatakan, selama ceramah tidak diselipkan penyampaian visi-misi, menyebutkan nomor urut maupun program kerja, itu bukan bagian dari kampanye.
“Akan tetapi bila itu masuk, udah kampanye itu. Namun, kalau tidak ada ya tidak bermasalah,” ungkapnya saat dihubungi wartawan.
Pantauan di lapangan, acara terlebih dulu dibuka oleh politisi PKS Rajudin Sagala yang juga Wakil Ketua DPRD Medan. Selepas itu dilanjutkan tausiah oleh Salman Alfarisi mengenai sikap dan sifat Nabi Muhammad SAW. Tampak pula sejumlah petugas kepolisian berjaga di luar area pendidikan tersebut. Ada pula anggota dari panwascam setempat.
Usai memberi tausiah, Salman menyempatkan diri berkeliling di fasilitas pendidikan tersebut. Kepada wartawan, Salman mengungkapkan kehadiran dirinya hanya untuk mengisi ceramah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Cuma untuk peringati maulid. Tidak ada yang lain. Soal keberadaan anggota kepolisian dan panwas, mereka hanya menjalankan tugas saja,” tandasnya.
Lantas bagaimana komentar pengamat? Dadang Darmawan, Pengamat Politik dan Pemerintah asal USU bilang semestinya paslon pilkada benar-benar ikuti aturan main yang telah ditetapkan.
“Sebagai bagian dari Warga Kota Medan, saya yakin semua Warga Kota Medan menginginkan agar kedua paslon yang berkontestasi benar-benar dapat menegakkan aturan main selama masa kampanye, sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh KPU,” kata Dadang, Selasa (4/11/2020).
“Karena itu, sangat disayangkan jika ada dugaan Pak Salman memanfaatkan lembaga pendidikan untuk kampanye.”
Demi kondusifitas Kota Medan, lanjut Dadang, sebaiknya setiap paslon taat pada aturan untuk tidak menggunakan sarana pendidikan dan ibadah untuk kampanye.
“Kita berharap agar pengawas dan penegak hukum dapat aktif memantau kampanye setiap paslon agar benar-benar berjalan sesuai koridor,” pungkas Dadang.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Pemenangan Bobby-Aulia, Sugiat Santoso menganggap kelakuan Salman itu sebagai pelanggaran. “Tak etislah kita ceramah di musala sekolah. Kalau tidak ada apa-apa, kok ada tim sukses, ada orang partai? Posisi Salman itu kan melekat sebagai paslon,” tukasnya.
Menurut dia, kehadiran tim sukses dan simbol-simbol partai secara akumulatif sudah memenuhi syarat bahwa acara itu merupakan kampanye. Tambah lagi kandidat yang dihadirkan langsung.