Bencana Alam & Covid-19 Saat Libur Panjang Perlu Diwaspadai

sentralberita|Medan~Cuti bersama yang disambut akhir pekan membuat tak sedikit orang terbuai untuk menikmatinya dengan berwisata melepas penat.
Namun, yang perlu juga diperhatikan adalah, selain pandemi Covid-19 yang belum berakhir, masyarakat perlu waspada terhadap potensi bencana alam yang dipicu musim hujan.
Tanggal 29 Oktober mendatang, kalender menunjukkan tanggal merah untuk memperingati Maulid Nabi Muhamad. Satu hari sebelum dan sesudahnya pun ditetapkan untuk cuti bersama, yang kemudian disambut dengan akhir pekan hari Sabtu dan Ahadnya.
Tak sedikit orang yang kemudian menyambut libur panjang ini dengan persiapan berlibur, apalagi sudah beberapa bulan banyak orang yang bertahan di rumah saja akibat pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Namun, wasyarakat pun diimbu untuk tetap waspada dan siaga saat libur panjang ini. Selain penularan Covid-19 terus meluas, ancaman bencana alam pun di depan mata.
Bencana alam yang dimaksud yakni bencana yang dipicu oleh perubahan musim yang masuk ke penghujan. ACTNews mencatat di beberapa wilayah, khususnya Pulau Jawa, sedang terjadi bencana banjir serta tanah longsor dengan kerugian material yang tak sedikit.
Selain itu, nyawa juga terancam. Belum lagi adanya ancaman gempa bumi. Walau hingga kini belum ada teknologi yang bisa memastikan kapan terjadi gempa bumi, masyarakat tetap diimbau untuk waspada, khususnya untuk mengunjungi wisata yang ada di selatan Jawa.
Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir, gempa terjadi di jalur patahan tersebut.
“Kami mengimbau kepada masyarakat sebaiknya bisa menikmati waktu libur panjang ini dengan di rumah saja. Selain masih berlangsung pandemi, juga adanya ancaman bencana alam yang dipicu oleh perubahan cuaca,” imbau Kusmayadi dari Tim Disaster Emergency Response (DERM) Aksi Cepat Tanggap (ACT), Selasa (27/10/2020).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memprediksi dalam beberapa hari ke depan, sebagian wilayah Indonesia, khususnya pada siang hingga malam hari, akan diguyur hujan.
Bahkan, di beberapa kota, hujan akan mengguyur disertai dengan petir. Untuk itu, perlu adanya kewaspadaan atas bencana yang bisa saja dipicu oleh cuaca ini.
Kusmayadi menambahkan, adanya libur panjang beserta dengan potensi bencana yang ada, ia dan tim relawan MRI telah bersiaga. Armada pun telah disiapkan guna merespons bencana sewaktu-waktu terjadi. Relawan Tanggap Darurat-ACT ini pun tersebar di berbagai daerah, tak hanya di ibu kota.
“Saat ini tim kami sedang merespons bencana yang terjadi beberapa kota di Jawa Tengah. Sedangkan di tempat lain, tetap siaga. Harapannya, prediksi potensi bencana ini tidak benar,” ungkap Kusmayadi.
ACT sendiri, sepanjang tahun selalu menyiagakan tim tanggap darurat untuk merespons berbagai bencana, baik banjir yang dipicu penghujan, hingga kekeringan dampak dari kemarau.
Penggalangan sedekah pun terus berlangsung melalui laman Indonesia Dermawan. Sehingga, kebutuhan mendesak dari penyintas bencana bisa sewaktu-waktu ACT penuhi.
“Semua bantuan yang dikirim ke penyintas bencana ini tak lepas dari peran dermawan,” jelas Kusmayadi. (SB/01/rel)