BI Targetkan 1 Juta Merchant QRIS di Sumut
sentralberita|Medan~Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara menargetkan realisasi 1 juta merchant sudah aplikasi QRIS di Sumatera Utara sampai.akhir tahun ini.
“Optimis tercapai karena potensi pelaku usaha cukup besar untuk aplikasi QRIS, ” kata Wiwiek Sisto Widayat, Kepala Kantor Perwakilan Bank
Indonesia (BI) Sumatera Utara kepada wartawan usai sebagai keynote speaker pada seminar “Pekan QRIS Nasional 2020” di Universitas Panca Budi Medan Selasa (10/3/2020).
Hadir di sana Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SP-PUR) BI Sumut, Andiwiana S, dosen sejumlah universitas di Medan dan mahasiswa.
Wiwiek mengatakan BI meluncurkan Quick Response Indonesia Standart (QRIS) sejak 17 Agustus 2019 dan diterapkan 1 Januari 2020 di semua
Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) non tunai sebagai implementasi visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 yang mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional.
“BI terus melakukan sosialisasi QRIS ke pasar-pasar maupun perguruan tinggi dengan sasaran milenial,” katanya.
Mau tidak mau, kata Wiwiek, digitalisasi tak bisa ditawar lagi. Digitalisasi telah merenovasi semua sendi kehidupan. QRIS bisa untuk semua
pembayaran. Sampai Maret 2020, ada 28 Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) seperti OVO, LinkAja dan GoPay, secara nasional 2,7 juta merchant atau pelaku usaha yang menerapkan QRIS. Di Sumut ada 330.000
dan dalam pekan ini, usai puncak Pekan QRIS Nasional 2020 diharapkan naik 100 persen atau lebih 600.000 merchant. Sampai akhir tahun 2020 ditargetkan 1 juta merchant.
Wiwiek menambahkan, transaksi non tunai dengan QRIS banyak memberikan manfaat, dari sisi pemerintah ada.sumber daya baru,
mendorong pertumbuhan ekonomi sekaigus persiapan ke ekonomi digital dan smart city. Dari sisi merchant, membantu pengelolaan usaha, sisi pembayaran yang lebih efisien dan berdampak pada berbagai hal.
Di masyarakat, QRIS sebagai alternatif pembayaran kekinian, pengeluaran tercatat, aman, cepat, nyaman dan efisien. Sedangkan manfaat bagi
penyelenggara atau PJSP antara lain ikut trend digital retail payment, market besar untuk untuk melancarkan produk finansial, data transaksi untuk credit profile dan pemasaran pembiayaan ke merchant juga menjaga loyalitas nasabah.
Di Panca Budi, Wiwiek juga melakukan transaksi dengan membeli kopi, cukup menscan barcode QRIS pedagang tersebut. “Mau transaksi digital, yang penting ada dompet digital atau dananya di HP android. “Satu HP bisa digunakan untuk semua merchant, karena ada QRIS,” kata Wiwiek.
Rektor Universitas Panca Budi H Muhammad Isa Indrawan mengatakan era digital mau tak mau harus dipahami. Dengan BI, dunia pendidikan tak bisa berdiam diri. Mahasiswa juga harus kut digitalisasi.
Sasaran Milenial
Sebelumnya Senin (9/3/2020), BI mensosialisasikan QRIS kepada generasi atau kaum milenial Kota Medan di salah satu pusat kuliner di Medan.
Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SP-PUR) BI Sumut, Andiwiana S mengatakan, sosialisasi QRIS tersebut menyasar kaum milenial karena mereka merupakan pioner dalam penggunaan teknologi digital termasuk pembayaran berbasis digital.
“Kaum milenial atau anak muda itu selalu ingin mencoba sesuatu yang baru sehingga mereka bisa menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan QRIS sebagai metode pembayaran mereka yang mana QRIS ini sudah distandarisasi oleh BI,” katanya.
Ia menyebutkan, penggunaan uang digital di Kota Medan cukup tinggi sebab jumlah anak muda di Kota Medan juga cukup banyak. Sehingga diharapkan mereka bisa menjadi motor penggerak dunia kreatif dan dunia digital, terutama dalam hal penggunaan QRIS.
“Kita harap dengan sosialisasi seperti ini, penggunaan QRIS bisa meluas. Karena jika penggunaannya sudah maksimal, kita akan lakukan pengembangan atau ekspansi lintas negara untuk QRIS ini,” tandasnya.
Disebutkannya, menjelang Pekan QRIS Nasional 2020 yang puncak acaranya akan dilakukan pada Sabtu dan Minggu (14-15/3) di Lapangan
Benteng Medan, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi ke merchant-merchant atau pihak lain selain kaum milenial. Diantaranya, ke universitas, pengurus rumah ibadah, pengelola SPBU dan pasar tradisional. (SB/Wie)