Kinerja Perbankan Sumut Tertinggi di Sumbagut

sentralberita|Yokykarta~Kinerja perbankan umum di Sumatera Utara (Sumut) merupakan yang tertinggi di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) periode triwulan II 2019. Tercatat aset perbankan Sumut mencapai Rp250,4 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp231,3 triliun dan kredit mencapai Rp216,3 triliun.
Hal itu disampaikan Deputi Direktur Bidang Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) OJK KR 5 Sumbagut, Uzersyah di sela acara Pelatihan dan Gathering Media Massa KR5 Sumbagut di Yogyakarta, Jumat (13/9).
Sementara di peringkat kedua ditempati oleh Riau dimana aset perbankannya mencapai Rp89,2 triliun, DPK Rp78,6 triliun dan kredit Rp67 triliun. Peringkat ketiga ditempati Sumbar dimana aset perbankan mencapai Rp58,9 triliun, DPK yang sedikit menurun yakni Rp43,5 triliun dan kredit Rp51,2 triliun.
Peringkat keempat, sambungnya, ditempati Kepri dimana asetnya mencapai Rp52,4 triliun, DPK Rp49,9 triliun dan kredit Rp37,5 triliun. Peringkat terakhir ditempati oleh Aceh dimana asetnya mencapai Rp50,8 triliun, DPK Rp42,4 triliun dan kredit Rp36,6 triliun.
Untuk kinerja perbankan umum daerah yang berkantor pusat di Sumbagut (4 BPD, 1 Bank Umum) aset perbankannya mencapai Rp501 triliun, DPK Rp446 triliun dan kredit Rp408 triliun. Dimana presentasi kredit yang disalurkan (LDR) mencapai 91,55 persen dan presentasi kredit bermasalah (NPL) mencapai 2,91 persen.
Ia menuturkan, top 3 lapangan usaha dengan penyaluran kredit terbesar juga diraih Sumut dengan penyaluran kredit sebesar Rp29,3 triliun diikuti Sumbar Rp10,8 triliun, Riau Rp9,5 triliun, Aceh Rp6,4 triliun dan Kepri Rp4,2 triliun.
Kinerja perusahaan pembiayaan di Sumut juga merupakan yang tertinggi yakni realisasinya mencapai Rp18,1 triliun diikuti Riau Rp13,7 triliun, Sumbar Rp5,6 triliun, Aceh Rp3,6 triliun dan Kepri Rp3,1 triliun.
Untuk perkembangan Bank Wakaf Mikro (BWM) di Sumbagut, imbuh Uzersyah, Sumut masih memiliki satu BWM yakni BWM Mawaridussalam dengan 30 nasabah dan total pembiayaan mencapai Rp149,8 juta. Sedangkan di Riau terdapat dua BWM yakni BWM Fataha Siak dengan 290 nasabah dan total pembiayaan Rp290 juta dan BWM Al Hidayah Rokan Hulu dengan 259 nasabah dan total pembiayaan Rp259 juta.
“Di Sumbar ada satu BWM yakni BWM PPM Muhammadiyah Alkautsar dengan 302 nasabah dan total pembiayaan Rp535,5 juta serta ada satu BWM di Aceh yakni BWM Babul Maghfirah yang baru dibentuk pada 2 Agustus 2019 dan belum memiliki nasabah,” tutupnya. (SB/wie)
Akhyar Nasution ditemani istri dan kader-kader PDI Perjuangan mendaftar di DPC PDI Perjuangan dengan mengembalikan formulir pendaftaran dan diterima secara resmi Ketua DPC PDI Perjuangan, Hasyim, SE di kantor DPC PDI Perjuangan Medan.
Dengan diarak ratusan kader-kader, Akhyar disambut dengan meriah kader-kader dan pengurus DPC PDI Perjuangan dengan terikan-terikan hidup Akhyar…kader …orang nomor satu Medan..!
Akhyar setelah menyerahkan berkas formulir pendaftaran, menjawab wartawan menyampaikan, sapu yang dibawanya sebagai simbol kebersihan kota Medan yang akan dilakukannya jika masyarakat nantinya mempercayainya menjadi Walikota Medan pada Pilkada kota Medan tahun 2020.
“Pada hari ini saya mendaftar ke DPC PDI kota Medan dan tidak tertutup akan mendaftar ke partai lain untuk nantinya bisa dicalonkan partai ke PU Medan menjadi calon walikota Medan tahun 2020,”ujarnya.
Medan menurutnya, banyak hal yang harus dibersihkan, tidak hanya fisiknya juga mental masyarakatnya misalnya kebersihan itu tidak bisa terwujud jika tidak ada kesadaran dari masyarakatnya.
Terhadap keinginannya untuk maju menjadi calon Walikota Medan telah diketahui Walikota Medan Djulmi Eldin dan telah merestuinya dan akan memberikan dukungan.
Sementara ketua DPC PDI Perjuangan Hasyim, SE menyampaikan pendaftaran Akyar akan diproses tim sesuai dengan mekanisme yang ada. Tanggal 14 Septerber 2019 ini terakhir penerimaan pendarataran yang dilakukan DPC PDI Perjuangan.
Setelah nantinya diproses formulir sesuai dengan ketentuan yang ada, akan diserahkan ke DPD Perjuangan Sumut. Selanjutnya diserkan ke DPP PDI Perjuangan untuk ditetapkan calon dari PDI Perjuangan.
Hingga saat ini sudah 11 yang mengambil formulir dan baru seorang yang mendaftar dengan mengembalikan formulir tersebut, sejak dibukanya pendaftaran 1 Septeber lalu. (SB/wie)