Fintech Dan Bank Wakaf Mikro Fokus Gathering Wartawan OJK KR 5 Sumbagut di Yogyakarta

Kepala OJK KR 5 Sumbagut Yusup Ansori (kanan) bersama Ketua Satgas Waspada Investasi OJK Tongam L Tobing ketika berada di Medan baru-baru ini.

sentralberita|Medan~Perkembangan Bank Wakaf Mikro, fintech dan inovasi keuangan digital serta Industri Jasa Keuangan (IJK) Sumatera Bagian Utara menyadari fokus pembahasan pada pelatihan disertai media gathering wartawan OJK Kantor Regional (KR) 5 di Yogyakarta.

Kepala OJK KR 5 Sumbagut Yusup Ansori kepada wartawan mengatakan hal itu Rabu (11/9) menjelang keberangkatan 15 wartawan ke Yogyakarta mengikuti pelatihan dan media gathering tersebut.

Yusup didampingi Deputi Direktur Bidang Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK)
Uzersyah yang memimpin rombongan wartawan tersebut menyebut media gathering itu berlangsung di Hotel Melia Purosari Yogyakarta selama 4 hari (12-15 September 2019). “Tujuan pelatihan dan media gathering ini dalam rangka penguatan informasi dan peningkatan keahlian di bidang jurnalistik khususnya bidang ekonomi,” ungkap Yusup.

Mengenai perkembangan Bank Wakaf Mikro (BWM), Yusup menyebut di Sumut sudah cukup bagus. Pada akhir tahun 2018, Presiden Joko Widodo meluncurkan Bank Wakaf Mikro “Mawaridussalam” di Pondok Pesantren Mawaridussalam, Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Barangkali, Kabupaten Deliserdang.

Akan halnya fintech, belum lama Ketua Satgas Waspada Investasi OJK Tongam L Tobing di Medan menyebut pihaknya sudah menggandeng Kepolisian untuk menghentikan kegiatan 1.230 fintech ilegal. Kini hanya 127 saja fintech yang legal.

Sementara itu untuk investasi bodong alias ilegal, Tongam didampingi Yusup Ansori kepada wartawan menyebut selama 10 tahun terakhir kerugian masyarakat akibat investasi ilegal atau bodong mencapai Rp88,8 triliun. Tongam menegaskan investasi bodong itu bisa dalam berbagai bentuk seperti koperasi, travel umroh dan sebagainya. Meski di Sumut belum terindikasi ada, namun Sumut rentan.

Yusup menambahkan tingkat kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam rangka investasi semakin meningkat. Namun demikian peningkatan tingkat kesadaran dan kemampuan investasi tersebut tidak diimbangi dengan tingkat literasi di bidang keuangan serta kemampuan teknologi.

“Masih banyak masyarakat menjadi rentan untuk dijadikan objek penipuan, kondisi demikian sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Selain itu materi lain yang cukup penting juga mengenai perkembangan industri jasa keuangan Sumbagut dan menulis berita ekonomi di era digital.(SB/wie)