Gemkara Minta Pemasangan ‘Gorga’ di Mapolres Batubara Perlu Pertimbangan

sentralberita|Medan – Gerakan Masyarakat Menuju Kesejahteraan Kabupaten Batubara (Gemkara) meminta Kapolres Batubara mempertimbangkan penggunaan motif ornamen ‘Gorga’ pada pembangunan Kantor Mapolres Batubara.

Ketua Gemkara Batubara Khairul Muslim menjelaskan penggunaan ornamen tersebut mendapat tanggapan pro dan kontra dari kelompok masyarakat setelah mencuat ke permukaan.

“Penggunaan simbolik ornamen ‘gorga’ ini tidak mencerminkan kearifan lokal, ini perlu menjadi pertimbangan oleh kapolres Batubara,” ujar Khairul Muslim, Kamis (5/9/2019).

Menurut Khairul, sikap Gemkara ini berdasarkan rapat di RM Banyu Wangi Kecamatan Lima Puluh. Dalam rapat itu dibahas sejumlah hal penting, termasuk persoalan budaya Batubara.

Selain itu, penggunaan ornamen ‘Gorga’ dinilai akan memicu konflik dan kecemburuan di masyarakat. Beberapa elemen masyarakat seperti Mabmi telah melayangkan surat protes yang dipublikasikan di media masa.

“Jangan berikan sedikitpun ruang dan potensi untuk memicu konflik sosial dan SARA,” tegasnya.

Khairul berharap persoalan ini tidak dianggap hal biasa. Gemkara sebagai organisasi masyarakat menginginkan solusi terbaik agar persoalan ini tidak berlarut- larut, bukan mencari siapa yang salah.

“Ini persoalan kearifan lokal, perlu sensitifitas. Bangunan kantor Mapolres Batubara adalah fasilitas nasional, karena itu, tidak perlu diberikan motif atau corak ornamen tertentu,” ujarnya.

Sementara itu Wakil ketua Gemkara Arsyad Nainggolan meyakini pimpinan yang ada di jajaran Institusi Polri itu lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi persoalan ini. Tentunya kondusifitas dan kenyamanan di Kabupaten Batubara merupakan harapan semua pihak.

“Ini adalah persoalan etika, bisa diselesaikan secara sederhana,” kata Arsyad.

Dalam waktu dekat, lanjut Arsyad, Gemkara akan menyampaikan pernyataan sikap terkait persoalan yang sedaang mencuat ini ke Polres Batubara.

Hal yang sama juga disampaikan Sahri Hasanel Basri, dirinya mengajak semua pihak untuk saling menjaga kekompakan.

“Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, kearifan seorang tukang, tidak banyak kayu yang terbuang,” ucapnya.

Turut hadir, dalam rapat tersebut Drs. Syarkowi Hamid, Ketua Harian Drs. Zulkarnain Achmad, Bendahara Umum Taufik Doban, Ir. Hidayat, Hs, Ahmadan Chair.

Serta Taufik Abdi Hidayat, Rajali RE Hasibuan, Evi Sikumbang
Agusdiansyah Hasibuan, Zulkifli Nasution, Fauzi Ahmad Dahlan
Muhammad Ali, dan Bambang Novianto. (SB/M)