Lintasan Sejarah Kenagarian Ranah Nata:Asal Asul Nama Nata Beberapa Versi(Sambungan-9)

Oleh: Heri Sandra-sentralberita|Madina~ Asal usul Nama Nata
Terdapat beberapa versi tentang asal usul nama Nata yang diperoleh dari berbagai sumber diantaranya :
Versi Orang Mandailing.
Menurut
versi ini Nata berasal dari kata Natarida karena mereka melihat dari puncak
gunung, terhamparlah sebuah kawasan dipinggir pantai. Meraka menyebutnya dengan
Natar. Kemudian mengalami proses nasalisasi hingga berubah manjadi Nata.
Bantahan terhadap teori ini adalah :
Pertama : Pada masa itu belum ada hubungan antara orang mandailing dengan
masyarakat pesisir.
Kedua : Tidaklah mungkin bahwa orang orang yang berada di pesisir bertanya dan
meminta kepada orang mandailing untuk memberikan nama untuk daerah mereka di
pesisir.
Ketiga : Para peneroka Nata berasal dari daerah yang sudah maju dan telah
mengerti dengan tata pemerintahan serta mengerti pula untuk memberi nama bagi
daerah mereka sendiri. Atas dasar ini maka versi Mandailing, batal.
Versi Orang Nata
Menurut
sebahagian orang Nata asal usul nama Nata berasal dari “Ranah Nan Data”. Lama
kelamaan berubah menjadi Nata.
Bantahan terhadap teori ini adalah :
Pertama : Perubahan dari Ranah Nan Data menjadi Nata adalah merupakan proses
nasalisasi yang tidak dapat diterima karena terlalu jauh dan juga panjang.
Seperti Tanah datar di ranah minang, Ranah Batahan di kampung baru , hinga
sekarang tidak dipengaruhi oleh proses nasalisasi.
Kedua : Apabila perubahan ini terjadi atas dasar singkatan, maka lebih tidak
masuk akal lagi karena singkatan tidak dikenal oleh nenek moyang kita. Maka
versi ini pun dinyatakan batal.
Versi Inggris.
Inggris
mengklaim bahwa mereka yang pertama memberikan nama, yaitu Natal tepat pada
hari kelahiran kristus. Hal ini mungkin dapat diterima karena proses nasalisasi
antara Natal dengan Nata begitu dekat dan cocok.
Bantahan terhadap teori ini adalah :
Pertama : Inggris boleh saja mengklaim bahwa mereka yang memberikan nama Natal.
Namun mereka kalah cepat dibandingkan dengan kedatangan bangsa Portugis yang
terlebih dahulu menginjakkan kakinya di wilayah ini.
Kedua : Inggris tidak mengenal kata Natal. Untuk menyebutkan hari kelahiran
kristus mereka lebih cenderung menyebutnya dengan Marry Crismast (crismast).
Versi ini pun juga batal
Versi Portugis.
Bangsa ini juga mengklaim bahwa mereka lah yang pertama memberikan nama Natal tahun (1492 – 1498) bertepatan pada hari kelahiran kristus. Versi ini memang dapat diterima karena mereka penjelajah pertama yang tiba di pelabuhan Nata.
Natal yang disebut oleh Portugis hanya daerah pinggir pantai saja tepatnya disekitar Pasar I, II, III, IV dan V sekarang. Berdasarkan proses nasalisasi antara kata Natal dengan Nata memang berhubungan dekat sekali. Seperti proses nasalisasi dari kata Kapal menjadi Kapa, Bantal menjadi Banta dan sebagainya.
Versi Hindu – Budha
Versi ini menerangkan bahwa Nata berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Natha yang memiliki beberapa arti yaitu : Susunan, Tatanan Pelindung dan perlindungan. Menurut versi ini, sebelum masuknya Islam, orang orang yang mula mula bermukim di daerah ini menganut salah satu ajaran dari kedua agama diatas.
Karena mereka hidup masih dalam kelompok kelompok kecil yang dikenal dengan taratak, mereka menyebutnya dengan natha yang maksudnya bahwa mereka masih menyusun serta menata tempat perlindungan atau kediaman mereka yang baru.
Berdasarkan kelima versi teori diatas, hanya ada dua yang dapat diterima secara logika antara lain :
- Versi Portugis.
Mereka mengklaim bahwa Nama Natal dinamai oleh mereka. Sebab merekalah bangsa eropah yang pertama mendarat di Pantai Nagari Nata. Pendapat ini sah sah saja, namun kemanakah penduduk asli yang lebih dahulu menempati wilayah ini hendak di campakkan?
Ranah ini adalah tanah tumpah darah mereka maka sepantasnyalah hak untuk memberikan nama bagi kampung halamannya diberikan kepada Penduduk asli yang jauh lebih dahulu mengenal, menempati serta membangun wilayah yang mereka diami.
- Versi Hindu – Budha.
Berdasarkan keterangan diatas memang versi ini jauh lebih mendekati dan dapat diterima secara logika. Seperti di daerah daerah lain di seluruhpenjuru Nusantara, penganut kedua ajaran Agama Hindu dan Budha memberikan nama suatu tempat selalu identik dengan bahasa sanskerta.
Pasca masuknya Agama Islam jarang sekali tempat itu berubah nama secara Islami. Nama daerah tidak pernah diusik oleh ajaran islam. Maka dapatlah disimpulkan bahwa nama Nata semenjak dahulu sebelum bangsa eropah menginjakkan kakinya di bumi Nagari Nata, sudah ada. Yaitu Natabukan Natal, bukan pula nama nama yang lainnya. Inilah nama yang diberikan oleh penemu, pendiri, sekaligus penghuni Nagari Nata yang seterusnya mewariskan nagari ini kepada anak cucu sebagai penerus generasi mereka.
Kita tentunya tidak menginginkan, apa yang terjadi pada penduduk asli benua Amerika akan terjadi pula di Nagari Nata yang kita cintai ini. Mereka diberikan nama oleh para Imigran sedangkan mereka memiliki jati diri sendiri. Kita adalah orang Nata yang memiliki sejarah sendiri, mempunyai nenek moyang yang beradat dan beradab, yang cerdik cendikia, bijak dan bestari, mempunyai marwah dan bermartabat, mengerti pula dengan tata pemerintahan. Hal ini tercermin pada sejarah bangsa yang besar ini dimana putra putra terbaik Nagari ini telah menorehkan namanya dengan tinta emas dalam sejarah perjuangan melahirkan bangsa Indonesia yang tercinta. (Bersambung…). Penulis adalah penggiat sosial dan mantan jurnalis).