Forum Pembaharu Minta Kapoldasu Turun Periksa Alih Fungsi Hutan di Tapsel

sentralberita|Medan~Sebagai putra Tapsel yang peduli akan masa depan hutan sangat yakin akan atensi Kapolda Sumut untuk memberantas mafia tanah dan alih fungsi hutan lindung di Sumut.

” Kami minta pak Kapolda turun ke Tapsel, sejak tahun 1980 -an sudah banyak terjadi pembalakan liar hutan dan terus bertambah, akibat masuknya pengusaha yang memanfaatkan wilayah hutan lindung menjadi perkebunan kelapa sawit, pertambangan dan PLTA di Batang Toru dan beberapa lokasi lainnya di Tapsel.

Jadi kami yakin ini sangat massif dan sistematis”. Ungkap Suheri Harahap, ketua Forum Pembaharu Tapsel yang juga dosen UIN Sumut.

Antusias Pak Kapolda harus kita apresiasi, katanya, karena ini bukti pembelaan bagi warga Sumut, kita akan terus mendapatkan kerugian dan kesulitan kalau hutan lindung diambil alih untuk kepentingan perusahaan besar. Kita yakin di Tapsel akan terungkap yang ditutupi selama ini.

Baca Juga :  Kejurda Atletik Sumut Pecahkan Rekor Nasional, Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Harap Atlet-atlet Baru Level Internasional Segera Lahir

“Kami menduga di berbagai kawasan hutan lindung seperti gunung Lubuk Raya dan gunung Sibualbuali masih terdapat wilayah hutan lindung tapi sudah beralih fungsi.”

Untuk itu, kami optimis bahasa singkat Pak Kapolda, ‘ tidak ada yang kebal hukum di Sumut’, harapnya.

Ini memberi semangat bagi putra Tapsel dimanapun untuk terus peduli dan berpartisipasi aktif membangun daerah. Karena diduga terdapat ada kongkalikong tentang pemberian izin penguasaan lahan, izin lingkungan, dan izin usaha berbagai aktifitas dan pengelolaan hutan.

“Kami tunggu jajaran kepolisian mengungkap kasus alih fungsi hutan di Tapsel dan mahasiswa yang berasal dari Tapsel diminta aktif berkontribusi dan mengawasi bahkan melakukan investigasi kawasan hutan dan berbagai program kebijakan pemerintahan di Tapsel,”pintanya.

Baca Juga :  Komisi II DPR-RI Berikan Apresiasi Dukungan Pemprov Sumut Pada Pilkada Serentak 2024

” ini kampung halaman kita, ayo bersatu untuk memberantas mafia tanah dan alih fungsi hutan lindung, jangan kita diam dan apatis, 20 tahun kedepan anak cucu kita akan merasakan dampak pembangunan,”ujar Suheri.

Menurut Suheri, pertambahan jumlah penduduk dan pendatang akan mengakibatkan munculnya masalah baru dan ancaman bagi kehidupan sosial.

Demikian juga bertambahnya kemiskinan dan pengangguran di desa akan membuat daerah kita tertinggal jauh dari kemajuan sumber daya manusia, meski kita kaya dari sumber daya alam. Tidak untuk sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat.

“Mari kita kawal kawasan hutan lindung di Tapsel. Kami anak Angkola Sipirok, kata Suheri mengakhiri. (SB/01)

Tinggalkan Balasan

-->