Kapoldasu: “Baik Buruk itu Cuma Beda Tulisan”

sentralberita|Medan~Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, mengenai baik dan buruk itu hanya berbeda tulisannya saja.

“Kadang kita berbuat baik, malah dibilang orang buruk. Begitu sebaliknya. Makanya saya menyatakan kalau baik dan buruk itu cuma beda ditulisan. Baik selalu berpasangan dengan buruk, buruk berpasangan dengan baik, baik tunggal hanya Allah yang punya. Sebagai manusia mau menilai yang mana, tentu saja dengan dampak dan resikonya,”ujarnya Minggu (9/12/2018)

Terkadang banyak mereka yang hanya kelihatan hidup, karena mereka tidak mengetahui apa yang mereka katakan dan mereka perbuat.

“Nah, itu tidak perlu kita permasalahkan. Karena seperti yang saya katakan tadi, baik dan buruk itu cuma beda tulisan. Sedangkan maknanya tergantung manusia itu sendiri untuk mencernanya,”terangnya.

Jadi, sambungnya lakukanlah perbuatan ataupun tindakan yang tidak merugikan seseorang.

“Disisa waktu saya ini, bagaimana saya bisa terus berupaya meninggalkan Sumut pada saatnya dengan hal yang positif dan baik bagi kemaslahatan warga Sumut dalam kaitan dengan Kamtibmas maupun Kamtibselcarlantas.

Jadi, saya tidak berpikir nantinya orang akan berpikiran negatif terkait apa yang saya lakukan. Selagi itu membantu sesama, saya rasa kita sepakat kalau itu ada hikmahnya,”katanya seraya menyatakan bukankah “Rasa” tidak pernah menipu kita??!!!

Masih dikatakan jendral bintang dua ini, bukankah setiap manusia yang ada di dunia ini semuanya sudah ada peran dan fungsinya masing-masing yang ditetapkanNYA?

“Jadi kita tinggal menjalankan saja, hikmahnya semoga mendapatkan Ridho dari Sang Pencipta,”katanya.

Mantan Wakapolda Sumut ini juga menyatakan masalah potensi diri hendaknya digali oleh tiap pribadi, sehingga sadar akan tuntutan peran yang diamanahkan kepada pribadi masing-masing untuk mengelolanya.
“Semua sistem tanpa kita sadari sudah terbentuk di dunia ini. Tergantung dari manusianya mau memilih sistem yang mana,”terangnya.

Dirinya bersyukur dengan apa yang ada dan selalu rendah hati terhadap sesama untuk menikmati waktu yang tersisa dari Allah SWT.

“Sekarang bagaimana saya bisa menikmati sisa waktu yang sudah diberikan Allah kepada saya.., sesuai Janji Allah akan ditambah nikmat-nikmat lainnya,”katanya.

Ia mengatakan hal seperti itu karena setiap manusia tidak tahu kapan kematian menghampirinya. Maka dari itu, di sisa hidup ini mudah-mudahan dirinya benar-benar hidup, bukan hanya kelihatan hidup saja.

“Apapun itu, baik dan buruknya harus dinikmati. Walaupun sedang dinista sekalipun jalani saja. Karena itu semua sudah diatur oleh Sang Khalik,”ujarnya.

(SB/01)