Pengurus Komunitas Kristen Sumut Pertanyakan Sikap Manajemen RS Pirngadi yang Tidak Konsisten
sentralberita|Medan~Jajaran pengurus Komunitas Kristen Sumatera Utara mempertanyakan sikap manajemen Rumah Sakit Pirngadi Medan, yang tidak konsisten dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pasalnya, pihak rumah sakit seenaknya memindahkan pasien dari ruang yang satu ke ruang lainnya hanya karena Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi akan melakukan sidak ke rumah sakit plat merah tersebut.
Pelayanan yang tidak konsisten dari rumah sakit tersebut dialami keluarga Penasehat Komunitas Kristen Sumut Pdt Eben Siagian.
Saat itu istri Eben Siagian Dosmar Gultom yang merupakan seorang guru dirawat di ruang Angrek 1 kamar 7 yang sebelumnya di Angrek 2 kamar 1. Pasien tersebut masuk Sabtu (22/9/2018) dengan dokter tidak ada. Namun karena hubungan baik Eben Siagian ke masyarakat termasuk ke Gubsu, langsung ada perawatan dari dokter.
“Setelah kunjungan Gubsu Minggu sore, pasien tersebut semangat dan semua keluarga mengucapkan terima kasih ke Gubsu.
Namun setelah itu, pihak RS menyuruh pindah lagi ke ruangan semula dengan alasan ruangan itu bukan kelas mereka, karena kalau dijual itu Rp 1.500.000/malam,” ujar Drs Gandi Parapat, Senin (24/9/2018) menyikapi sikap ketidakkonsisten pihak rumah sakit tersebut. Yang mengherankan, sebut Gandi yang juga melakukan kunjungan Senin pagi, kenapa harus dipindahkan kalau tidak kelas yang dimiliki pasien tersebut.
“Apa biar kelihatan agar pelayanan RS Pirngadi anak buah Dzulmi Eldin Wali Kota Medan itu baik. Kami yakin hal itu tidak permintaan Gubsu untuk dipindahkan sebentar dalam kunjungannya biar hebat kelihatan. Apa mungkin ini spekulasi Wali Kota,” tegas Gandi yang mengaku sudah mencoba menghubungi Walikota dan Dirut RS Pirngadi tanpa diketahui yang lain.
Lebih lanjut menurut Korwil PMPHI Sumut yang ikut nyaleg dari Partai HANURA Dapil 6 Labuhan Batu untuk Sumut no 5, kalau hal seperti ini tidak bisa disuarakan caleg ya maaf dulu kepada semua pihak dan juga kepada pers dan tidak bermaksud menyudutkan pihak-pihak tertentu.
“Hanya kami heran atas spekulasi tersebut, kiranya ibu guru tersebut sehat dan tidak memikirkan prilaku atau tindakan RS tersebut. Saya pulang dari menjenguk mereka dan keluarga yng menjaga masih di ruangan angrek 1 kamar 7 yang dijual 1.500.000/malam,” papar Gandi. (SB/A/Ril)