Da’i Suarakan Pesan Kebangsaan :Etika Politik Pilkadasu Harus Diperjuangkan Agar Muslim dan Non Muslim Tidak Dipersoalkan

Sentralberita| Medan~ Menanggapi adanya kesepakatan para ustad/da’i se-Kabupaten Deli Serdang, Syekh Muda Sangkot Sirait, MAP turut bangga dan optimis suasana perhelatan demokrasi Pilgubsu 2018 akan saling menjaga dan mampu mengurangi tensi politik memasuki Pilgubsu 2018 di Sumatera Utara.

“Bagi saya sebagai Pembina Muslimin Berjuang Pemenangan DJOSS, meminta agar program Da’i ini terus berkelanjutan dan menjadi semangat kita semua. Sumut ini milik kita, rumah kita, mari kita jaga. jangan menarik isu-isu agama, memberikan cap dan sentimen negatif pada sesama Muslim,”ujar Sangkot seraya menyebut ajaran Islam harus disampaikan dengan lemah lembut, bil hikmah, karena Allah SWT telah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal.

Kepada Saudara kami yang bergabung dalam Forum Da’i Deli Serdang, Sangkot Sirait mengajak, “berikanlah pencerahan kepada umat, kita di Sumut sangat berbeda sekali dengan daerah lain, semangat kekeluargaan dan kekerabatan masih kita junjung tinggi, Dalihan Natolu masih menjadi pedoman masyarakat kita dan memilih dalam NKRI adalah hak semua warga negara”.

Baca Juga :  Capaian Kinerja Pembimas Hindu Kanwil Kemenagsu Triwulan II Tahun 2024

Lebih lanjut Sekh Muda ini mengungkapakan, etika politik dalam Pilgubsu harus diperjuangkan, agar kaum Muslim dan Non Muslim tidak dipersoalkan.

Pak Haji Djarot adalah Muslim, beliau sudah berpengalaman di birokrasi (pernah 10 tahun Walikota Blitar, Wakil Gubernur dan Gubernur DKI), pernah 3 bulan, anggota DPRD, anggota DPR RI, pernah jadi akademisi ( Dekan, Wakil Dekan dan Wakil Rektor di Universitas Brawihaya. Kehadiran beliau di Sumut adalah panggilan tugas untuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

“Saya bangga dengan visi Bapak Haji Djarot, yang ingin membawa kemajuan, perubahan dari berbagai sisi, misalnya hancurnya infrastruktur jalan Propinsi, ini mesti dibenahi, jangan kontraktor asal-asalan, berapa kilometer sebenarnya jalan kita rusak ?.

Baca Juga :  Giat Rutin Jumat Barokah, Chairum Lubis SH : Semoga Berkah

Lalu Bagaimana kalau semua urusan harus uang tunai, ini sangat berbahaya, mentalitas warga Sumut harus kita perbaharui, potensi kita sangat luar biasa. Jadi pembangunan benar untuk kemakmuran rakyat. Saya salut kalau semangat kita anti korupsi, kolusi,nepotisme (KKN),”tutur Sirat.

Menurut Sangkot, Sumut Transfaran akan mengantarkan pada persaingan kita dengan Propinsi lain, begitu juga jalan tol, transfortasi seperi kereta api, bandar udara. Kita berharap ada percepatan dalam pembangunan, jadi pemimpin yang mengerti birokrasi, sebagai pelayan publik, merangkul semua kekuatan yang ada. itulah Pak Djarot yang dekat dengan Pak Jokowi. Pemerintah Pusat.

Hal senada dijelaskan Zaharuddin, SE, bahwa nilai-nilai agama harus memberikan spirit pembangunan dan kebijakan yang berpihak pada semua tanpa memandang etnis dan agama. Dinamika demokrasi yang berkeadilan akan terwujud di Sumut. (SB/01)

Tinggalkan Balasan

-->