Pak Bupati….!!! Gas Elpiji 3 Kg Langka di Asahan

Petugas Pangkalan saat menyusun tabung Gas Elpiji 3 kg. (F/SB.dok)

Sentralberita – Asahan | Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang diminta untuk mengevaluasi kinerja Tim Monitoring, pasalnya sudah lebih dari sepekan gas elpiji 3 kg langka.

Hal itu ditegaskan Oleh Khairul Anhar Harahap Ketua Angkatan Muda Islam Indonesi (AMII) Kabupaten Asahan, Kamis (28/9) di kediamannya, kinerja Tim Monitoring dipertanyakan, sebab sudah hampir sepekan keberadaan gas elpiji 3 kg langka dan jika pun ada harganya melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), tegasnya.

Sama diketahui, regulasi gas elpiji 3 kg yang diperuntukan bagi rakyat miskin mulai dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) hingga pangkalan sudah ada aturanya dan di tingkat Kabupaten ada Tim Monitoring, namun kenyataan dilapangan berbeda.

Baca Juga :  Yusnila Indriati Taufik di Lantik Jadi Ketua TP PKK, Posyandu dan Dekranasda Kabupaten Asahan

Gas elpiji 3 kg yang sebenarnya hanya ada ditingkat pangkalan, namun pada kenyataannya banyak dijual di kios – kios eceran, kondisi ini yang membuat langka dan harganya melambung hingga level tertinggi Rp.25 ribu per tabungnya.

Melihat kerancuan dilapangan, AMII Kabupaten Asahan meminta agar Bupati mengevaluasi kinerja Tim Monitoring gas elpiji 3 kg. Keberadaan mereka tidak bisa mengawal hak rakyat miskin, “ kalau tidak mampu bekerja sesuai dengan tugas dan pungsinya, bubarkan saja Tim Monitoring itu “, pungkasnya.

Terpisa Plt Kadis Kominfo Kabupaten Asahan Rahmat Hidayat Siregar Msi saat dikonfirmasi mengatakan, Pemkab.Asahan melalui surat keputusan Bupati Asahan No.230 – EKO Tahun 2016 sudah menetapkan HET gas elpiji 3 kg mulai dari Rp.16.000, – hingga Rp.17.500,- sesuai dengan jarak dan lokasinya, jelasnya.

Baca Juga :  Respons Cepat, Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Kirimkan Tim dan Bantuan Korban Kekerasan Anak di Nias Selatan

Disayangkan jika ada pihak – pihak yang mencari kesempatan dan menjual gas elpiji 3 kg diatas HET, pasalnya gas elpji 3 kg itu milik rakyat miskin, pungkasnya.(SB/susilawadi)

Tinggalkan Balasan

-->