Aksi Premanisme Berkedok Parkir di Acara PSBD Tidak Tersentuh

Plt Kadis Kominfo Rahmat Hidayat Siregar saat dikonfirmasi mengatakan, kalau urusan parkir tanya saja sama panitia, ” coba tanya sama panitia “, tegas Dayat.(SB/susilawadi)

Sentralberita – Asahan | Aparat penegak hukum dinilai tidak mampu membendung aksi premanisme berkedok parkir di acara Pentas Seni Budaya Daerah (PSBD) Ke 3 Tahun 2017, pengunjung dipaksa membayar uang parkir Rp.5 ribu untuk sepeda motor dan Rp.10 ribu untuk mobil.

Petugas parkir dadakan itu seperti kebal hukum, demi mengejar target setoran tidak segan – segan meminta uang parkir kepada pengunjung dengan nada keras dan terkesan sombong, ” mau parkir bayar Rp.5 ribu, tidak mau bayar silakan keluar “, cetus pria yang mengaku adik dari pensiunan TNI berpangkat Kapten itu.

Sangat disayangkan aparat terkait sepertinya melakukan pembiaran dengan aksi parkir liar di acara PSBD, Sat Pol PP selaku penanggung jawab parkir diduga ikut andil mengkordinir parkir yang umumnya memberdayakan anggota OKP dan Pemuda Setempat (PS), ” kami setor sama penanggungjawab parkir, jadi kami harus memungut diatas kesepakatan awal Rp.3 ribu “, ungkap petugas parkir saat dikonfirmasi Sentralberita.com, Senin malam (7/8) sekitar pukul 20.00 WIB.

Legino penanggung jawab parkir dari Sat Pol PP saat dikonfirmasi melalui selulernya tidak menjawab, sementara anggota Sat Pol PP yang ada dilapangan tidak mau berkomentar dengan alasan bukan kewenangan mereka, ” kalau soal besarnya uang parkir kami tidak tahu bang “, ujar pria berseragam itu.