Keprihatinan Sang Calon Gubernur Terhadap Komunitas Anak Muda
Sentralberita| Medan~ Komunitas anak muda yang jumlahnya fantastik namun tidak terbina. Kondisi ini sungguh memprihatinkan, karena sebagai generasi muda, para anggota komunitas seharusnya mendapatkan perhatian dan dididik untuk menjadikan mereka sosok yang siap menjalani kehidupan dengan segala ujiannya.
Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara 2018, Yose Piliang mengungkapkan h al tersebut saat berkunjung ke Lapangan Merdeka Medan, Selasa (11/07/2017). Rasa prihatin tersebut ditunjukkannya saat melihat beberapa komunitas menggunakan pendopo untuk berkumpul dan berbagi informasi.
“Seharusnya mereka ini dibimbing, karena mereka berada di usia yang sangat rawan, dengan kata lain, bila pergaulan mereka tidak baik maka ada kemungkinan besar mereka menjadi yang tidak baik,” ujarnya.
Menurutnya, ketidakpedulian kepada generasi muda ini bukan hanya di Kota Medan, tetapi juga di beberapa Kabupaten Kota yang ada di Sumut, sebut saja di Langkat dan Binjai, Tebingtinggi, Siantar, dan lainnya. Padahal, bila komunitas ini dididik, tidak hanya akan membuat mereka tumbuh menjadi lebih baik, tetapi berprestasi karena mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kompetisi.
“Usia mereka itu pada umumnya 15-25 tahun. Usia yang rentan untuk dimasuki virus-virus pergaulan seperti narkoba atau virus moral. Tugas figur-figur masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait bahkan CSR perusahaan harusnya memikirkan komunitas anak muda. Mereka aset kita, tugas kita bersama menjaganya,” tegas Yose.
Wanita yang menggunakan kacamata ini mengatakan, para anggota dari komunitas ini sebenarnya tidak membutuhkan perhatian yang terlalu besar dari pihak pemerintah maupun masyarakat, mereka hanya membutuhkan wadah atau tempat agar bisa menyalurkan bakat yang mereka miliki.
Oleh karena itu, dalam waktu dekat, Yose Piliang yang mendapat julukan sebagai Mamak Sumut ini berinisiatif menjadikan komunitas anak muda ini menjadi profesional, misalnya dengan memberikan mereka manager yang membina langkah kegiatan dan mengambil solusi untuk kebutuhan aktifitas mereka.
“Disetiap Kabupaten Kota, nasib para komunitas ini sama.Tidak diperhatikan,” tambahnya.
Komunitas Seni
Penggagas Medandodleart, Jo mengatakan bahwa generasi muda lebih memilih untuk berkumpul maupun ikut komunitas untuk mengisi waktu luang. Daripada harus berkumpul dengan mereka yang memberikan dampak negatif, maka mengikuti komunitas menjadi pilihan yang baik.
“Ya, memang perhatian untuk kita sangat minim, mungkin karena kita tidak dianggap penting. Padahal kehadiran komunitas ini sangat penting untuk menjaga pergaulan anak muda yang kini semakin melenceng,” ujarnya.
Jo mengatakan biasanya komunitas Medandodleart ini akan berkumpul di Lapangan Merdeka. Selain untuk melatih seni tulisan, dalam pertemuan komunitas ini juga akan berbagi ilmu tentang perkembangan seni menulis.
“Kita tidak meminta yang banyak kok, cukup sediakan tempat karena saat melakukan dodle art ini, kita membutuhkan kosentrasi, suara yang ribut kadang bisa memecahkan kosentrasi,” tutupnya. (SB/husni l)