Korban Keracunan Makanan Tambah Satu Meninggal, Pihak RSUD Labura Tak Becus Rawat Pasien
Sentral Berita| Labura~ Cerita puluhan pasien keracunan makanan masih berlanjut sampai saat ini. Bahkan suasana RSUD Labura dimana tempat para pasien dirawat terlihat mencekam. Akibat jerit tangis histeris keluarga pasien yang meninggal dunia.
Sekedar mengingatkan, kejadian ini berawal saat pesta adat pernikahan di Dusun II, Desa Sukarame Baru, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Sumatera Utara pada Sabtu (3/6/2017) seperti yang diberitakan pada edisi sebelumnya. Puluhan korban keracunan makanan akibat makan ikan mas (masak arsik) dipesta tersebut.
Korban pertama meninggal, Marta boru Manulang alias Opung Doni (70) warga desa sukarame baru. Meninggal dirumahnya dan tidak sempat dilarikan ke Rumah Sakit.
Diantara puluhan korban keracunan yang dirawat mulai hari minggu (4/6) sampai hari ketiga saat ini korban meninggal dunia bertambah satu orang yaitu, Tiomin boru Sibarani (53) warga desa sukarame baru.
Saat diketahui pasien dan keluarga pasien lainnya bahwa korban bertambah satu orang, suasana Rumah Sakit (Rumkit) bertambah ricuh. Pasien lainnya khawatir hal ini terjadi pada keluarga mereka. Pasalnya keluarga pasien mengeluh perihal buruknya pelayanan rumah sakit.
Dikerumunan orang banyak salah seorang keluarga pasien berteriak “bagaimana pelayanan rumah sakit ini, kemana dokter kok tak kelihatan. Pertolongan pasien pun hanya sebatas infus yang diberikan. Kami ingin pindah rumah sakit minta rujukan pun dipersulit. Sebab kami tidak masalah mengenai biaya perobatan asalkan keluarga kami selamat. Semuanya dipersulit di RSUD ini” terdengar teriakan dengan nada kesal.
Keluarga korban meninggal dunia pun sempat dikonfirmasi wartawan saat di RSUD Labura, Juandi Situmeang (40) warga Aekkanopan mengatakan, korban itu keluarga saya. Istrinya bapak uda saya (adik ipar bapak). Saya sedih sekeluarga mereka masuk Rumah Sakit akibat keracunan makanan, Suaminya Tamrin (61) dan kedua anaknya, Juwita Mayasari (11), Trisnawati (22) saat ini mereka juga sedang terbaring sekarat. Ujarnya.
Aku heran bang, pelayanan rumah sakit ini sangat buruk. Sudah ada korban pun dokter tidak ada kelihatan. Hanya perawat yang tidak bisa mengambil tindakan lebih lanjut disini. Seharusnya jika sudah gawat seperti ini, mestinya dirujuklah RSU lainnya yang bisa memberikan perobatan lebih baik. Bukan ditahan seperti ini jika tidak mampu. Kalau seperti ini bisa bertambah lagi korban. Ucapnya kesal.
Berbeda saat awak media mengkonfirmasi dengan pihak RSUD Labura, dr.Azli (dokter umum/piket jaga) didampingi oleh Kasi Pelayanan Medik, Risma Munte S.Kep perihal peristiwa tersebut. Dikatakannya, pihak Rumkit sudah berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk pasien.
Dan jika ada pasien yang minta keluar atas kehendaknya dan kami tidak berhak menahannya. Untuk kedepannya akan kami perbaiki pelayanan kami terhadap pasien. Mohon maaf jika pelayanan kami kurang memuaskan bagi pasien yang berobat. Tandasnya. Dilokasi RSUD Labura juga hadir Kapolsek Kualuh Hulu, AKP.R Sihombing didampingi beberapa personilnya guna mengkroscek situasi lapangan.
Pantauan awak media terlihat Kapolsek juga sempat komunikasi pada pasien dan keluarga pasien. Bahkan Kapolsek juga heran saat mendengar keluhan keluarga pasien. Air putih mineral juga susah di RSUD Labura. Selanjutnya Kapolsek memerintahkan anggotanya untuk membeli aqua dan membagikan pada pasien. Sebab pasien harus banyak minum air putih agar dapat menetralkan racun dalam tubuh. Ujarnya.
Saat dikonfirmasi wartawan, Kapolsek mengatakan “terlebih dahulu kita urus pasien, jika ada yang perlu dirujuk agar kita suruh rujuk untuk mendapatkan perawatan lebih baik” ujarnya.
Saat ini ada lima orang pasien yang dilarikan ke RSU Flora Aekkanopan. Sementara saat Kapolsek menanyakan berapa jumlah pasien keracunan saat ini yang dirawat, pihak RSUD tidak tahu. Lantas Kapolsek pun memerintahkan anggotanya untuk mendata pasien satu persatu. Tandasnya.
Atas peristiwa dan menjadi buah bibir di masyarakat luas. Khususnya masyarakat Aekkanopan mengatakan “pada pihak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas peristiwa ini. Sebab untuk memakan korban jiwa”. (Wandi)
Teks Foto:
Kapolsek Kualuh Hulu, AKP.R Sihombing saat di RSUD Labura