Museum Tjong A Fie di Kota Medan Yang Berusia 117 tahun

Sentralberita| Medan~ Sejarah Tjong A Fie memang tak ada habis-habisnya. Rumah Tjong A Fie yang dulunya terletak di kasawasan Kesawan persisnya di Jl Ahmad Yani itu sekarang sudah ’disulap’ jadi Museum oleh cucu ke 16 dari anak nomor 4 Tjong A Fie yang berjumlah tujuh orang.
Rumah Tjong A Fie yang dibangun pada tahun 1895 dan memakan waktu kurun 5 tahun untuk mendirikannya. Persis 117 tahun yang lalu. Barulah, sejak tahun 2009 cucu ke enam belas Tjong A Fie dari 29 cucu Tjong A Fie tergerak untuk mendirikan Museum di atas areal tahan 6000 meter persegi itu.
“ Yang mendirikan Museum ini suami saya, tahun 2009, suami saya Fon Prawira Tjanoto ‘menyulap’ rumah kakeknya Tjong A Fie ini menjadi Museum. Dan, sampai sekarang rumah yang merangkap Museum ini dinamakan Museum Tjong A Fie dan terbuka untuk umum,” tutur Cicik Nasti Eliana, istri Alm. Fon Prawira Tjanoto yang mendirikan Museum Tjong A Fie ini delapan tahun yang lalu.

Tjong A Fie sendiri, kata Cicik, memiliki 7 orang anak dan 29 orang cucu dan yang masih hidup ada 18 orang yang sudah tersebar dimana-mana diantaranya sekarang ini bermukim di Malaysia, Singapore, Inggris, Amerika, Swiss, Belgia, Australia dan lain-lain.
Museum Tjong A Fie yang terletak di pusat Kota Medan ini masih terlihat terawat dan asri. Semua foto-foto nostalgia, piagam penghargaan, tongkat emas, buku-buku dan arsip dari Tjong A Fie sendiri tersusun dengan rapi dan terawat. Foto-foto Tjong A Fie semasa hidup dan istrinya Madam Fu tergantung dengan rapi di dinding Museum itu.
Kamar tidur Tjong A Fie dan istrinya juga masih terawat dan rapi serta segala berkas-berkas tersusun rapi. Ada beberapa kursi dan meja bulat di dalam kamar itu. Ranjang yang berukuran 6 kaki itu di dalam kamar itu tidak meggunakan alat mur dan paku disetiap sisi tempat tidurnya.
Saat ini rumah yang berlantai dua itu dihuni oleh menantu Tjong A Fie, Cicik Nasti Eliana dan cucu perempuan Tjong A Fie. Tjong A Fie, pria yang sangat dermawan itu lahir di Mansion Kuantum, Cina Selatan tahun 1860. Pria ini wafat tahun 1921 pada usia 61 tahun. Karena pemecahan pembuluh darah di otak atau yang dikenal stroke.
Mengapa nama Tjong A Fie begitu sangat dikenal di Kota Medan. “ Karena kakek kami itu termasuk orang Tionghoa pertama yang terkaya di Kota Medan, pada saat itu. Tjong A Fie adalah salah satu figure untuk pembangunan Kota Medan. Selain membangun, sosok Tjong A Fie yang beragama Kong Hu Cu, adalah pria yang tidak membedakan suku, RAS dan Agama,” aku Cicik.
Karena tidak membedakan suku , RAS dan Agama itulah maka setiap Tahun Baru Imlek, Tjong A Fie selalu mengadakan open house di rumahnya. Siapa saja boleh datang ke rumahnya. Dan, tradisi open house itu tetap berjalan sampai saat ini. Ketenaran Tjong A Fie semakin fenomenal karena kontribusi kedermawaannya terhadap warga Medan di sekitar lingkungannya.
Tjong A Fie juga adalah sosok yang mau membantu untuk mendirikan rumah Ibadah. Seperti, Masjid, gereja dna Vihara. Masjid Raya Al Mansun dan Masjid Gang Bengkok di Jl Masjid termasuk salah satu kontribusi dari Tjong A Fie. Juga Masjid Raya di Sipirok sebagian donasinya dari kantong Tjong A Fie. Sehingga, Tjong A Fie diberikan hadiah tongkat emas oleh warga Sidempuan disana,” tutur Cicik lagi.
Selain masjid, Tjong A Fie juga membangun Gereja GKI yang terletak di Jl KH Zainul Arifin tepatnya depan Sun Plaza. Selain itu, Vihara yang terletak di Jl Irian Barat dekat Stasiun kereta Api Medan, juga kontribusi dari Tjong A Fie. Begitu pun pria yang dermawan ini juga ikut berpartisipasi dalam system perekonomian pada masa itu.
Tjong A Fie adalah pria pengusaha yang sukses. Beliau memiliki banyak perkebunan tembakau di Sumatera Utara. Bahkan, Tjong A Fie juga pernah memiliki tiga bank swasta yakni Bank Kesawan, Bank Batavia dan Bank Deli. Namun, sayangnya hingga saat ini ketiga Bank itu sudah tutup.
Tjong A Fie pernah membuat surat wasiat dengan mengaplikasikan semasa hidupnya terutama dengan memberi bantuan bea siswa pada anak-aaak yang berprestasi tapi tidak dari kalangan keluarga yang tidak mampu.
Dengan cara, memberi lapangan pekerjaan pada masyarakat sekitar juga pada Imigran Cina dan India. Sangking tenarnya Tjong A Fie dengan kedermawaannya, sehingga Museum Tjong A Fie yang sekarang berdiri sudah masuk cagar budaya di Indonesia.
Dan, sekarang sudah jadi ikon Kota Medan. Seperti hal nya Istana Maimoon. Poling dari Jawa pada tahun 2010 Museum Tjong A Fie, masuk 10 besar destinasi terfavorit di seluruh Indonesia. Jadi Museum Tjong A Fie semakin dikenal sebagai Heritage nya Kota Medan. Karena merupakan bangunan cagar budaya Kota Medan berdasarkan UU Cagar Budaya No. 11 Tahun 2010 dan Perda Kota Medan No. 2 tahun 212.
Ketenaran Museum Tjong A Fie justru bukan bagi warga Kota Medan saja. Tapi,” orang dari Jawa justru yang sering mampir datang ke sini. Mungkin selama ini orang berpikir Museum ini tempat Ibadah. Tapi, lama kelamaan Museum Tjong A Fie ini makin dikenal orang apalagi setelah banyak di ekspos media cetak, elektronika, sosmed dan tentu saja promosi unggulan apa lagi kalau bukan promosi dari mulut ke mulut,” terang Cicik dengan mata berbinar.
Cerita tentang arsitektur Museum Tjong A Fie karena arsitekturnya memiliki nilai sejarah yang tinggi dan filosopis. Bahkan, satu-satunya rumah yang memiliki banyak Feng Sui di Sumatera Utara. Dari sisi bangunan rumah terdapat penggabungan 3 budaya yakni Cina, Eropa dan Melayu. “ Ketiga penggabungan budaya itu dijadikan satu.”
Ke orisinilan bangunan mencapai 90 % dan itu yang mengundang perhatian orang. Total luas bangunan ada 4000 meter persegi dan 6000 meter meter per segi luas tanahnya. Museum Tjong A Fie buka sejak pukul 09.00 pagi hingga pukul 5 petang.
Harga tiket untuk dewasa dipatok Rp 35 ribu per orang dan pelajar dibanderol Rp 20 ribu per siswa dan mahasiswa. Setiap hari buka kecuali Tahun Baru Imlek libur selama 2 hari. Mulai dari pejabat hingga artis Ibukota pernah mengunjungi Museum Tjong A Fie ini diantaranya Marie Pangestu, Meutia Hatta, Raja Nainggolan pe sepak bola dari Eropa, artis Agnes Monica, Azis dan Nunung, Glen Fredly, Kahitan dan lain-lain.
Museum Tjong A Fie sendiri jarang mengadakan acara-acara. “ Kalau dulu suami saya masih hidup. Kami hanya sering menjamu makan para pejabat Kota Medan. Ada juga acara dari Bank Sumut di Museum ini. Mungkin karena mereka bosan mengadakan acara-acara di Hotel Berbintang jadi Museum Tjong A Fie ini jadi pilihan.”
Ada lagi gawean acara fhasion show oleh Torang Sitorus. “ Pernah juga disini jadi lokasi syooting film dari Google, syooting film 3 Napak Tilas dan atas bangunan Museum Tjong A Fie ini pernah di syooting untuk acara hari Kemerdekaan.”
“ Kami memang sengaja tidak membuat acara yang aneh-aneh di Museum ini karena di tempat ini terletak makam leluhur.”
Pamflet Museum Tjong A Fie ini sudah terletak di Bandra Kualanamu.Dan, sudah ada jaid panduan di buku pariwisata. “Kami juga akan membuat ide-ide kreatif agar pengunjung ada niat untuk balik lagi bila sudah pernah mengunjungi Muesum ini. Kemarin ada perwakilan dari Amerika, mereka sudah kasih dana untuk restorasi bangunan bagian atas. Artis Raffi Ahmad juga sudah menyumbang mobil mewah Lamborgini Club dari Jakarta dan mereka kasih dana hibah ke Museum,” tutup Cicik. (SB/DS)