Wapres: Indonesia Kuat Justeru Karena Perbedaan
Parapat, (Sentralberita)-Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Gubernur Sumatera Utara membuka Musyawarah Masyarakat Adat Batak 2016 dan Rakernas Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) di Pantai Bebas Parapat, Simalungun, Sabtu (30/7). Dalam kesempatan itu Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, Indonesia kuat justeru karena adanya perbedaan.
“Indonesia kuat karena meski berbeda tetapi tetap Bhineka Tunggal Ika,tetap bersatu dan itu harus terus dipertahankan ” katanya. Menurut dia, kekuatan Bhineka Tunggal Ika tercermin juga dari letak atau posisi gambar di semua kantor dimana di atas gambar presiden dan wakil presiden ada lambang Bhineka Tunggal Ika.
Dengan adanya Musyarawah Masyarakat Adat Batak, kata dia, diharapkan, masyarakat etnis Batak semakin kuat dan bersatu untuk menjaga kekuatan bangsa Indonesia.Yusuf Kalla mengingatkan, masyarakat harus menjadikan adat sebagai pendorong untuk mengejar kemajuan.
“Adat jangan lagi hanya dianggap sebagai suatu peninggalan zaman dahulu dan dilestarikan, tetapi harus sebagai pendorong semangat untuk mengejar kemajuan bangsa Indonesia ke depannya,” katanya.
Dia memberi contoh bahwa jangan sampai masyarakat Batak yang sudah merantau menghabiskan uangnya untuk kepentingan adat seperti pesta, tetapi harus dijadikan keperluan yang produktif seperti membangun hotel di Danau Toba yang dijadikan salah satu tujuan wisata utama Indonesia. Jusuf Kalla meminta masyarakat Batak tetap menjadi warga yang hebat sejak zaman dahulu di bidang militer, pemerintahan, politik dan usaha.
Gubernur Sumut H T Erry Nuradi juga berharap Musyawarah Masyarakat Adat Batak bisa semakin menguatkan kerukunan umat dan etnis di provinsi itu. Kepada Jusuf Kalla Gubernur menjelaskan Sumut terdiri dari 8 etnis asli dimana enam diantaranya adalah puak Batak ditambah Melayu dan Nias. Berkat kesadaran masyarakat, Sumut berkembang baik. “Tiga kekuatan yang dibangun masyarakat dan pemerintah adalah peran aktif pemuka agama, peran aktif tokoh lintas etnik dan para pemuda. Dengan tiga kekuatan inilah kerukunan antara umat beragama, antar etnik dan antar pemudaa bisa dipelihara,” jelasnya.
Menurut dia, kondisi yang majemuk dan dinamika yang tinggi di Sumut, menguatkan integritas dan meningkatkan pembangunan. Dia menyebutkan, menjaga harmonisasi dan kondusif di Sumut, bukan hanya merupakan peran aktif Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan tokoh lintas etnis, tetapi pemuda dan lainnya.
Gubsu mengatakan Musyawarah Masyarakat Adat Batak 2016 memiliki nilai strategis bermakna dukungan moril pengembangan Sumut. “Kegiatan ini bagian dari upaya memberhasilkan pembinaan kemasyarakat. Meningkatkan peran masyarakat Batak khusususnya PSBI untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Erry. Gubernur mengucapkan selamat atas digelarnya musyawarah adat batak yang digelar partama kali. “Kita harapkan hasil musyawarah dapat per erat tali persaudaraan dan membuat Sumut lebih paten,” kata Gubernur.
Turut hadir Ny Mufidah Jusuf Kalla, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Antara, menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kepala BIN Sutiyoso, Ny Evi Diana Erry Nuradi, Ketua Umum PS BI DR Effendi Simbolon, tokoh adat enam puak Batak yaitu Batak Karo, Simalungun, Toba, Pakpak, Angkola, Mandailing. (SB/01)